SEWAKTU.com -- Proses penjemputan putri sulung Nikita Mirzani, Lolly, dari apartemennya memicu perhatian besar dari publik.
Kejadian tersebut terekam dalam sebuah video live yang diunggah di akun TikTok milik Mail Saputra.
Dalam video tersebut, Lolly, yang kini berusia 17 tahun, terlihat histeris dan menolak saat dipaksa masuk ke dalam mobil.
Meski beberapa orang yang mendampinginya berusaha menenangkannya, Lolly tetap berteriak, bahkan meminta tolong kepada orang di sekitarnya.
Reaksi publik terhadap peristiwa ini sangat beragam. Seorang pakar ekspresi mencoba menginterpretasikan perasaan Lolly melalui ekspresi wajahnya yang menunjukkan ketakutan dan frustrasi.
Baca Juga: Komitmen untuk Masyarakat Pinggiran, Dokter Rayendra Sampaikan Program Alun-Alun Kampung Glowing
Menurut pakar tersebut, kemarahan yang ditunjukkan oleh Lolly adalah respons emosional terhadap kejadian yang baru saja dialaminya, terutama terkait dengan ibunya, Nikita Mirzani.
Pakar ini menekankan bahwa kemarahan Lolly tidak dapat serta-merta dijadikan penilaian tunggal, karena bisa jadi ia memiliki persepsi tertentu tentang perlakuan ibunya.
Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara anak dan orang tua kerap kali kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk pola asuh.
Rosmini Agusalim, seorang psikolog terkemuka yang dikenal sebagai Bunda Romi, juga memberikan pendapatnya tentang reaksi Lolly.
Menurutnya, respons histeris Lolly adalah manifestasi dari rasa takut dan kecemasan yang mendalam.
Baca Juga: Respon Keluhan Warga, Dokter Rayendra Janjikan Solusi Akses BPJS Lewat Program KTP Terintegrasi
Bunda Romi menyarankan bahwa jika ada komunikasi yang lebih baik antara Lolly dan Nikita sebelum penjemputan, mungkin reaksi Lolly tidak akan sekeras itu.
Ia prihatin atas keputusan Nikita untuk mempublikasikan momen ini, yang menurutnya justru memperparah situasi emosional Lolly.
Artikel Terkait
Dana BOS Bisa Naik Minimal Dua Kali Lipat, Jumlah Guru ASN Harus Meningkat, SMP Negeri Bertambah dan Ijazah Tak Ada yang Ditahan, PGRI Harus Ready!
Adaptasi Kesenian Tradisional Sumatera Selatan, Film Dulmuluk Dulmalik Jadi Horor Komedi yang Unik, Sayangnya Masih Tunggu Jadwal dari XXI
Silaturahmi dengan Warga Cimahpar, Dokter Rayendra Sampaikan Visi di Pilwalkot Bogor
Respon Keluhan Warga, Dokter Rayendra Janjikan Solusi Akses BPJS Lewat Program KTP Terintegrasi
Komitmen untuk Masyarakat Pinggiran, Dokter Rayendra Sampaikan Program Alun-Alun Kampung Glowing