SEWAKTU.com -- Di era digital saat ini, media sosial tak hanya menjadi wadah berbagi cerita, tapi juga sarana untuk meraup keuntungan besar.
Salah satunya melalui fitur Instagram Subscription—layanan konten berbayar yang kini banyak dimanfaatkan selebriti dan kreator konten.
Melalui fitur ini, para pengikut dapat mengakses konten eksklusif dari idola mereka dengan membayar sejumlah biaya berlangganan.
Konten yang ditawarkan pun beragam, mulai dari rutinitas harian, tips, hingga momen-momen personal yang tak dibagikan ke publik secara luas.
Salah satu figur publik yang memanfaatkan fitur ini adalah Fuji. Dengan tarif berlangganan Rp7.500 per bulan dan jumlah subscriber mencapai 33.700 orang.
Fuji diperkirakan memperoleh penghasilan hingga Rp252 juta per bulan. Meski terbilang murah, jumlah pengikut yang banyak membuat penghasilannya fantastis.
Tak hanya Fuji, Dylan Janiar bahkan mencatatkan pendapatan lebih besar. Lewat konten eksklusif yang berkaitan dengan kisruh rumah tangganya, Dylan meraup hingga Rp768 juta hanya dalam waktu satu bulan.
Namun di balik cuan besar, muncul pula kontroversi. Beberapa konten eksklusif bocor ke publik melalui akun gosip, seperti yang terjadi pada aktor Arya Saloka.
Dalam salah satu unggahannya, Arya diduga memberi kode soal hubungannya dengan Amanda Manopo, yang langsung jadi perbincangan warganet.
Baca Juga: Paus dari Amerika: Robert Francis Prevost Jadi Paus Leo XIV, Pemimpin Baru Gereja Katolik Dunia
Berbeda dengan artis lain, Prilly Latuconsina mematok tarif yang lebih tinggi, yakni Rp38.000 per bulan, untuk akses konten pribadinya. Hal ini dinilai sebanding dengan nilai yang ia tawarkan pada para pengikut setianya.
Namun tidak semua figur publik tertarik memonetisasi konten pribadinya. Ariel Tatum, misalnya, menolak menggunakan fitur eksklusif karena tidak ingin membebani penggemarnya.
Ia merasa bahwa tanggung jawab sebagai publik figur cukup besar, terlebih jika konten tersebut memengaruhi pengikutnya dalam pengambilan keputusan.
Fenomena konten eksklusif ini pun memicu perdebatan. Sebagian mendukung sebagai bentuk profesionalisasi kreator konten, sementara yang lain menilai bisa memicu pemborosan, terutama bagi penggemar dengan keterbatasan finansial.
Apapun pilihannya, fitur konten berbayar di media sosial kini menjadi tren baru yang tak hanya menghibur, tetapi juga menjanjikan penghasilan menggiurkan—asal dikelola dengan bijak.
Artikel Terkait
Harga Emas Hari Ini Terbaru di Pegadaian, UBS Alami Kenaikan, Antam dan Galeri 24 Masih Stagnan
Kak Seto Apresiasi Program Pendidikan Bela Negara untuk Pelajar: "Ramah Anak dan Penuh Nilai Pancasila"
Aldi Maldini Dituding Lakukan Penipuan Berkedok Meet and Greet, Fans Rugi Jutaan Rupiah
Paus dari Amerika: Robert Francis Prevost Jadi Paus Leo XIV, Pemimpin Baru Gereja Katolik Dunia