SEWAKTU.com -- Islam, sebagai agama terbesar kedua di dunia dengan sekitar 1,9 miliar penganutnya, memiliki sejarah panjang yang telah membentuk landskap keberagaman dan kompleksitasnya saat ini.
Sejak masa kehidupan Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam, perbedaan pandangan di kalangan umat Islam telah muncul.
Pada masa Rasulullah, perbedaan tersebut sering kali dikonsultasikan langsung kepada beliau, namun setelah wafatnya, sulit untuk menyatukan berbagai pandangan tersebut.
Seiring berjalannya waktu, perbedaan pandangan tersebut berkembang menjadi aliran-aliran atau mazhab yang berbeda. Dari aliran Sunni, Syiah, Khawarij, hingga Muktazilah, setiap aliran memiliki pandangan dan pemahaman yang unik terhadap ajaran Islam.
Mayoritas umat Islam, sekitar 77%, mengikuti aliran Sunni yang tersebar di negara-negara seperti Arab, Turki, Pakistan, India, dan Malaysia. Di Indonesia sendiri, Sunni menjadi mayoritas pengikut Islam.
Baca Juga: KESERINGAN MENGEJEK & HINA PROBOWO, Inilah Penyebab Anies Gagal Kalahkan Prabowo-Gibran
Sementara itu, aliran Syiah memiliki sekitar 20% pengikut Islam di dunia, dengan mayoritas berada di Iran. Konflik antara Sunni dan Syiah telah terjadi sejak lama, dengan perbedaan-perbedaan keyakinan yang menciptakan ketegangan di antara umat Islam.
Meskipun terdapat kesamaan dalam keyakinan dasar, seperti keesaan Allah dan kenabian Muhammad, perbedaan antara Sunni dan Syiah menjadi kentara setelah wafatnya Nabi.
Salah satu perbedaan utama adalah dalam hal kepemimpinan. Sunni menganggap pemimpin (khalifah) dapat dipilih melalui konsensus, sementara Syiah meyakini bahwa pemimpin harus berasal dari keturunan Nabi, terutama melalui Imam Ali dan keturunannya.
Perbedaan lainnya terdapat dalam praktik ibadah dan fikih. Syiah memiliki pandangan yang berbeda dalam hal tata cara berwudu, serta menggunakan sumber hadis yang berbeda dengan Sunni.
Baca Juga: Zara Lepas Hijab, Istri Ridwan Kamil Utarakan Kesedihan Saat Jadi Bintang Tamu di Acara TV
Selain itu, konsep kepemimpinan dan rukun iman juga menjadi pembeda antara keduanya.
Sunni tidak menganggap khalifah sebagai bagian dari rukun iman, sementara Syiah meyakini bahwa imamah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kepercayaan mereka.
Dengan perbedaan-perbedaan tersebut, konflik antara Sunni dan Syiah terus berlanjut hingga saat ini.