Itu urusan dia. meskipun kita sudah membantu dengan segenap tenaga, waktu , perhatian bahkan biaya tapi malah direndahkan, maka tidak apa-apa. Kita harus tetap berbuat kebaikan lillaahitaala.
Kita tidak punya urusan dengan penilaian dan pengakuan mahluk. Kita harusnya memiliki pilihan sendiri, orang menghina, atau pelit itu pilihan dia, dan dia sendiri yang bakal menanggungnya. Masa kita mau ikut-ikutan berbuat buruk dan jelek?
Baca Juga: Sinopsis dan Trailer Film Halloween Kills, Tayang Besok di Seluruh Bioskop Indonesia
Pilihan kita adalah dermawan, tidak menghina dan pelit, karena ini yang disukai Allah. Pilihan kita bukan sesuatu yang disukai oleh nafsu. Jangan mau diatur oleh keburukan orang lain. Kita hanya mau diatur oleh apa yang disukai Allah, yaitu kebaikan.
Pilihlah apa yang dicintai oleh Allah saja. Karena yang menentukan semuanya adalah Allah Swt. ia selalu menyaksikan dan mengawasi. Tidak ada sehalus apa pun yang luput dari pengawasan-Nya. (Aa Gym, 2019)
Oleh karena itu manajemen sumber daya manusia bank BCA patut kita apresiasi sebab dia sudah berhasil mendidik dan merancang SOP (standart operasional procedure) para Satpam BCA untuk selalu ramah kepada setiap nasabah.
Baca Juga: 6 Cara Mengecilkan Pori-pori Pada Wajah, Ternyata Bisa dengan Tanah Liat Juga Loh!
Dan kalau saya perhatikan komentar para netizen di media sosial banyak yang sangat mengapresiasi kinerja Satpam BCA dimanapun cabangnya berada.
Maka kita tidak boleh menjadikan profesi itu sebagai barometer kesuksesan seseorang, kita harus menjadikan iman dan amal saleh, serta akhlak untuk menilai seseorang.
Umar Bin Khattab pernah berpesan, jangan bilang seseorang itu baik sebelum 3 hal ini, yaitu apakah kita sudah pernah melakukan safar (perjalanan jauh dengan dia), apakah seseorang itu pernah diberikan amanah (kepercayaan), dan yang terakhir adalah apakah kita sudah pernah muamalah (berbisnis) dengan orang tersebut?. Itulah indikator kita menilai orang lain dalam pandangan Islam.