Meneladani Akhlak Satpam BCA yang Viral

- Selasa, 19 Oktober 2021 | 13:32 WIB
Cuitan Akun @fchkautsar. Foto/Twitter @fchkautsar.
Cuitan Akun @fchkautsar. Foto/Twitter @fchkautsar.

SEWAKTU.com -- Beberapa waktu kemarin ramai sekali cuitan Twitter yang mengatakan kalau Polisi Se-Indonesia bisa diganti Satpam BCA aja gak sih?Ā. Kalimat cuitan tersebut pertama kali ditulis oleh akun Twitter @fchkautsar pada Rabu 13 Oktober 2021. 

Cuitan tersebut langsung dikecam oleh beberapa oknum yang tidak menyukainya, bahkan akun instagramnya dinonaktifkan karena mendapat ancaman bertubi-tubi.

Saudaraku sekalian kalau kita ingin berpikir jernih dan ingin mengambil hikmah dari peristiwa tersebut maka kita jangan terus membicarakan permasalahannya, sebaiknya kita harus mencari solusinya bersama dan mengambil pelajaran agar bisa lebih memperbaiki akhlak kita masing-masing menjadi lebih baik.

Baca Juga: Sempat Vakum Ikoy-Ikoyan, Arief Muhammad Kembali 'Berulah Lagi'

Kalau kita berprasangka baik mungkin seseorang yang menulis cuitan tersebut di Twitter menganggap bahwa akhlak serta keramahan Satpam BCA tersebut sangat patut untuk ditiru.

Tidak ada yang salah, karena dia mengungkapkan isi hati atau perasaan serta kegelisahannya melalui tulisan di media sosial Twitter.

Dan kita bebas untuk berpendapat asalkan kita bisa bertanggung jawab atas apa yang kita tulis kepada orang banyak, terlebih tanggung jawab kita dan segala amal perbuatan kita yang akan dihisab oleh Allah SWT di hari pembalasan nanti.

Dia juga berarti menganggap bahwa kemulian itu bukan berasal dari pangkat, jabatan, gelar, dan kedudukan.

Baca Juga: Minta Maaf usai Hina Habib Rizieq, Arie Untung Doakan McDanny Dapat Hidayah

Tetapi kemuliaan itu datang dari sikap dan perilaku orang tersebut atau yang sering kita sebut akhlakul karimah, saudaraku sekalian kita tidak pernah terancam oleh lisan dan tulisan orang lain tetapi kita bisa binasa dengan lisan, tulisan, dan sikap hina diri kita sendiri. 

Kita jangan mau diatur oleh perilaku buruk orang lain , kalau dia menghina, mencaci, memaki, mencemooh, dan berbuat dzalim kepada kita, kita jangan membalasnya lagi dengan keburukan. 

Untuk apa sekolah tinggi-tinggi kalau bisanya hanya meniru keburukan orang lain, buat apa sering datang pengajian kalau kita diatur oleh emosi sesaat yang bisa menurunkan harga diri kita.

Baca Juga: Dalil Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H, Keempat: Peringati Peristiwa Besar Dalam Sejarah

Oleh karena itu  saat berbuat kebakan, kita jangan terpengaruh oeh pandangan orang. Ada yang tidak percaya atau menghina, biarkan saja.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Sumber: Ivan Wirayumar

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Menyambut Ramadhan 2026: Sejarah, Ritual, dan Harapan

Selasa, 23 September 2025 | 18:03 WIB

1 Ramadhan 1447 H Kapan? Simak Perkiraan Puasa 2026

Selasa, 23 September 2025 | 17:44 WIB

Amalan dan Doa Rabu Wekasan 20 Agustus 2025

Selasa, 19 Agustus 2025 | 20:23 WIB
X