Baca Juga: 8 Tempat Wisata Kuliner Halal di Bali, Siap Untuk Menggoyang Lidah Kalian
Buya Yahya pun memberikan perumpamaan kepada Ikhwan tersebut, "misalnya ada calon seorang lelaki yang ingin melamarmu, dia adalah seorang yang masih aktif maling, kemudian juga plus tambahannya nyopet, jika seperti itu tidak perlu pakai sholat istikharah," ucap Buya Yahya.
"Jadi istikharah adalah memang terpilih, tapi kita tidak mendahulukan akal dan hawa nafsu kita," ujar Buya Yahya.
"Setelah kita terpilih secara tohir, baru kita serahkan kepada Allah dengan cara Istikharah, dan di dalam istikharoh ini tidak harus ada mimpi dan sebagainya," tuturnya.
"Kemudian disaat terjadi suatu musibah, bukan berarti itu tidak dikabulkan," sambungnya.
Baca Juga: Panduan Lengkap Kuliner Halal di Bali, Wajib Untuk di coba
"Disaat terjadi suatu musibah di rumah kita setelah Istikharah, jangan kita tasyaum seperti sebagian orang mengatakan, ini alam celaka," ungkap Buya Yahya.
Suatu ketika ada 1 orang yang sudah tunangan, rupanya di perjalanan pulang itu mobilnya itu tertabrak.
"Ini kok bodoh banget ini orang, mobilnya nabrak, ini keluarga perempuan langsung minta diputusin, kanapa? Ini tanda jelek," ucap Buya Yahya.
"Ya rugi karena dia merupakan laki-laki yang sangat sholeh, cuman gara-gara meyakini omongan seperti ini," sambung Buya Yahya.
Baca Juga: 23 Tempat Makan Halal di Bali, Murah dan Lezat tempat makan halal di Bali
"Justru kalau orang beriman, bisa jadi ini adalah pembuka untuk menjadi penambah rezeki, Allah akan beri ujian, dengan ujian ini maka akan semakin istimewa," ucap Buya Yahya.
"Tasyaum atau berburuk sangka, ini merupakan suatu keyakinan yang tidak boleh ada di dalam kaum muslimin," sambung Buya Yahya.
"Cara menunggunya adalah kalau ada tandanya benar, tidak melanggar syariat Nabi SAW, maka anda tunggu," ucap Buya Yahya.
"Menunggunya anda menanti dengan adab, dengan Akhlak, dengan iman, dengan kebaikan, maka disaat itulah pada akhirnya nanti itu yang Allah pilihkan untuk anda," sambung Buya Yahya.