Baca Juga: Bacaan Doa Tolak Bala Rebo Wekasan, Akan Ada 320.000 Bala dan 20.000 Penyakit Turun dari Langit
Misalnya, dalam tafsir Ruhul Ma'ani dikatakan bahwa hari Rabu adalah hari kelahiran Nabi Yunus dan Nabi Yusuf, dan pertolongan kepada Nabi Muhammad SAW dalam Perang Azab juga hari Rabu.
Tentu masih banyak hadits lainnya tentang keistimewaan hari Rabu. Jadi secara umum tentang waktu dijelaskan dalam hadits qudsi sebagai berikut:
يُؤْذِينِي ابْنُ آدَمَ يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ، بِيَدِي الأَمْرُ أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ (رواه البخاري و مسلم)
Artinya: “Anak Adam menyakiti-Ku karena mencela masa atau waktu. Padahal Aku yang mengatur dan menetapkan waktu. Di tangan-Ku lah segala urusan waktu. Aku yang membolak-balikkan malam dan siang”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: Apa Itu Sholat Rebo Wekasan dan 320.000 Malapetaka di Dunia? Begini Penjelasannya
Menurut hadits di atas, manusia diperintahkan untuk tidak menghina dan mengkritik waktu karena Allah adalah pencipta, pengatur dan penguasa waktu.
Percaya pada qadha dan qadarnya, baik atau buruk, manis atau pahit, senang atau sedih.
Rabu terakhir di bulan Safar Ghalib di Nusantara disebut Rebo Wekasan, Rebo Kasan, Rebo Pungkasan, atau istilah lain yang mengacu pada tujuan yang sama yang mengacu pada hari Rabu terakhir Safar.
Amalan yang biasanya dilakukan pada hari ini meliputi doa, dzikir, doa dan tabarruk ayat Alquran. Hal ini dilakukan sebagai permohonan kepada Allah SWT agar terhindar dari berbagai musibah dan cobaan.
Demikianlah penjelasan asal usul amalan Rebo Wekasan. Wallahua'lam.***