Ceramah Ustadz Hanan Attaki, Cara Bedakan Mana Suara Hati dan Mana Bisikan Setan

SEWAKTU.com -- Ada beberapa cara untuk membedakan mana Suara Hati dan mana bisikan setan menurut Ustadz Hanan Attaki. Apabila kita tidak dapat bedakan Suara Hati dan bisikan setan maka bakal berakibat fatal.

Umat muslim disarankan untuk mengikuti apa kata Suara Hati dalam mengambil sebuah keputusan. namun begitu, banyak yang belum mengetahui bagaimana cara membedakan suara hati dengan bisikan setan.

Godaan bisikan setan dikatakan dalam Surah An Naas ayat 4-6, yang artinya: 

Baca Juga: Bukan Hanya Aktor Hometown Cha Cha Cha Kim Soen Ho yang Terkena Skandal Besar, 6 Seleb Ini Juga Pernah

“Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari golongan jin dan manusia".

Lalu, seperti apa cara membedakan Suara Hati dengan bisikan setan? Berikut ini penjelasan Ustadz Hanan Attaki. Mengutip dari video yang diunggah kanal YouTube Ustadz Hanan Attaki 12 September 2019, berikut adalah penjelasan Ustadz Hanan Attaki terkait cara membedakan suara hati dengan bisikan setan.

"Hati yang bagaimana yang bisa bersuara, sehingga kita bisa mengikutinya? Pertama, hati itu sudah mengerti agama. Karena pemahaman agama dalam Islam, tempatnya bukan di otak, tapi di hati," terang Ustadz Hanan Attaki dalam video.

Baca Juga: Brigadir NP Dijatuhi Sanksi Berat Setelah Membanting Mahasiswa Saat Demonstrasi di Kantor Bupati Tangerang

Ustadz Hanan Attaki menilai bahwa orang yang memiliki pemahaman di hati, orang sholeh, orang berilmu, pasti dapat mengikuti kata hatinya. Tapi kalau orang yang dihatinya ada penyakit, tidak bisa dia ikuti kata hatinya.

"Dari mana kita tahu hati kita berpenyakit? Pertama, ilmu kita terbatas, kedua kita merasa memang ada banyak dosa. Jadi, tidak bisa ikuti kata hati. Ikuti kata ulama saja", ujar Ustadz Hanan Attaki menjelaskan.

Untuk itu, itulah tadi beberapa cara membedakan Suara Hati dengan bisikan setan di atas. Apabila Anda merasa masih bimbang atau bingung untuk mengambil keputusan, solusinya adalah tanyakan kepada ulama, kiai atau ahli yang berkompeten.***