Kedok Liga Akbar Teman Dekat Eky Sering Pakai Masker, Ternyata Takut Terbongkar Ini

SEWAKTU.com -- Liga Akbar Cahyada kini menjadi sorotan publik setelah Mahkamah Agung menyebutnya sebagai saksi kunci dalam kasus pembunuhan Vina Cirebon.

Sosok Liga Akbar pun kini diungkap oleh pengacaranya, Yudia Alamsyah. Yudia menjelaskan bahwa Liga Akbar adalah teman dekat Eky dan anggota geng motor XTC.

Sebelumnya, Liga Akbar diketahui memberikan kesaksian bahwa ia melihat para pelaku melempari batu dan mengejar Eky dan Vina.

Keterangan ini berkaitan dengan kesaksian Aep yang menyatakan hal serupa. Namun, ternyata cerita tersebut hanyalah karangan dan tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

Baca Juga: Pegi Setiawan Jalani Tes Psikologi Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Apa Hasilnya?

Liga Akbar mengaku memang bersama Eky pada malam sebelum kejadian. Keduanya saat itu sedang nongkrong di warung depan SMA 4 Cirebon.

Tetapi, Eky berpamitan pada Liga untuk pergi ke Kuningan bersama anggota XTC. Setelah itu, Liga tidak tahu lagi kondisi Eky hingga akhirnya mendapat kabar bahwa Eky dan Vina mengalami kecelakaan.

Yudia Alamsyah menambahkan bahwa Liga Akbar juga dekat dengan ayah Eky, IPT Rodiana, karena sering menginap di rumah Eky.

Kedekatan ini terjadi karena Liga sering menginap di rumah Eky, mengingat Liga sudah tidak memiliki orang tua sejak kecil. Semasa hidupnya, Liga tinggal bersama dengan kakaknya dan kakak iparnya.

Baca Juga: Siapa Orang yang Suruh Liga Akbar Bohong di Kasus Vina? Pengacara Bilang Makin Semraut

Liga Akbar bukanlah kelahiran Cirebon, melainkan kelahiran Bandung. Saat ini, Liga Akbar berusia 29 tahun, dan pada saat kejadian, ia masih berusia 21 tahun.

Liga kini bekerja di salah satu hotel, yang membuatnya merasa khawatir bahwa permasalahan ini akan berdampak pada pekerjaannya. Karena itu, ia sering memakai masker untuk menyembunyikan identitasnya.

Liga Akbar merasa ketakutan dan khawatir masalah ini akan berimbas pada pekerjaannya. "Ketakutan ini membuatnya selalu memakai masker," ungkap Yudia Alamsyah.

Pengakuan Liga Akbar bahwa cerita pengejaran dan pelemparan batu tersebut hanya karangan menambah kerumitan dalam kasus ini.