Dari Halmahera Timur, aliran bahan setengah jadi akan bergerak ke barat menuju Karawang. Di kawasan industri strategis ini, IBC bersama CBL sedang membangun pabrik sel baterai berkapasitas awal 6,9 GWh (fase 1) dan akan berkembang kedalam kapasitas 15 GWh dalam 5 tahun. Lini produksi berteknologi mutakhir itu ditargetkan beroperasi pada tahun 2026, memproduksi sel untuk kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi (Battery Energy Storage System/BESS) baik untuk pasar domestik maupun ekspor.
IBC yang terdiri dari PT Pertamina (Persero), MIND ID dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) bersama CBL, berkomitmen menjadikan pabrik sel baterai di Karawang sebagai ASEAN Regional Hub untuk memenuhi kebutuhan baterai kendaraan listrik (EV) dan Battery Energy Storage System (BESS) di kawasan. Komitmen ini telah ditegaskan melalui perjanjian perusahaan patungan yang telah disepakati.
Inisiatif ini mencerminkan peran strategis Indonesia dalam mendorong pertumbuhan ekosistem EV di ASEAN, serta menjadi bukti nyata bahwa Indonesia tidak hanya mampu menyediakan bahan baku, tetapi juga memiliki kapasitas untuk mengolahnya menjadi produk bernilai tambah tinggi dalam rantai pasok baterai global.
Kedepannya, rantai siklus baterai IBC dan CBL ditutup oleh pabrik daur ulang baterai dengan kapasitas 20 ribu ton baterai bekas per tahun untuk menjadi input material baterai kembali. Teknologi yang digunakan nantinya diklaim mampu memulihkan lebih dari 95 persen logam berharga, sehingga emisi karbon dapat ditekan dan prinsip ekonomi sirkular terjaga.
“Daur ulang adalah kunci keberlanjutan. Baterai yang selesai tugasnya hari ini harus kembali menjadi sumber daya esok hari,” kata Toto menegaskan.
Selain menargetkan efisiensi rantai pasok, ANTAM dan IBC menekankan manfaat sosial dan lingkungan. Konsorsium ANTAM-IBC-CBL menyiapkan program vokasi untuk warga sekitar, membuka ribuan lapangan kerja baru, serta mendorong pertumbuhan UMKM penunjang. Seluruh proyek dijalankan dengan standar Environmental, Social & Governance (ESG), mulai dari pengelolaan tailing di Halmahera, penggunaan energi bersih di Karawang, hingga prosedur keselamatan kerja di fasilitas daur ulang.
“Visi kami jelas: bukan sekadar membangun pabrik, tetapi menciptakan ekosistem hijau terintegrasi yang mampu berdampak ekonomi luas sekaligus menjaga bumi,” tutup Toto.
Dengan rangkaian proyek strategis tersebut, ANTAM dan IBC berharap Indonesia dapat tampil sebagai pemain kunci dalam industri baterai dunia, bukan hanya sebagai pemasok bahan mentah, melainkan produsen teknologi bernilai tambah tinggi.
Artikel Terkait
Harga Emas Turun Tajam Sepekan Ini, Antam dan Galeri24 Kompak Anjlok Hingga Rp 26.000 per Gram
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian, Emas Antam Terus Merosot, UBS dan Galeri 24 Perlahan Naik
Harga Emas di Pegadaian 24 Juni 2025: Emas Antam Rp 1 Jutaan per Gram, UBS Anjlok, Galeri 24 Stabil
Harga Emas Hari Ini 25 Juni 2025 di Pegadaian: Emas Antam, UBS dan Galeri 24 Semakin Terjun Bebas
Harga Emas Antam Hari Ini 26 Juni 2025 Semakin Merosot, Loh Kok Buyback Malah Jadi Untung?