Profil Endah Laras, Musisi Keroncong Solo yang Anggun di Panggung Istana Merdeka

SEWAKTU.com - Nama Endah Laras kian dikenal luas sebagai salah satu seniman keroncong yang mampu menjaga warisan tradisi sekaligus menghadirkannya dalam nuansa baru. Perempuan asal Solo, Jawa Tengah, ini bukan hanya piawai menyanyikan lagu-lagu keroncong klasik, tetapi juga lihai memadukan sentuhan modern dalam setiap penampilannya.

Keunikan tersebut menjadikan dirinya berbeda dengan musisi lain. Endah Laras tak hanya menyajikan musik, tetapi juga menghadirkan identitas budaya Jawa melalui karya-karyanya. Karakter vokalnya yang lembut dan penuh penghayatan membuat lagu keroncong terasa hidup, bahkan saat ia membawakan lagu-lagu populer dengan aransemen khasnya.

Selain sukses di dunia musik, ia juga menjelajahi seni panggung dan teater. Hal ini menunjukkan bahwa ia memiliki banyak bakat dan terus berinovasi dalam berkarya. Sosoknya dikenal konsisten menjaga nilai tradisi, tetapi tetap terbuka pada perkembangan zaman.

Baca Juga: Pesan Kebhinekaan dari Wapres Gibran Rakabuming Raka Lewat Busana Adat Gayo
Namanya kembali diperbincangkan secara luas setelah ia tampil di Istana Merdeka dalam acara peringatan HUT ke-80 RI pada Minggu, 17 Agustus 2025. Dalam kesempatan itu, ia membawakan lagu “Tanah Airku” dengan aransemen keroncong yang memikat tamu undangan.

Endah Laras tampil anggun dalam balutan kebaya janggan modern berwarna merah yang dipadukan dengan kain batik serta selendang putih. Kehadirannya seolah menjadi representasi indah antara tradisi Jawa dan semangat kemerdekaan Indonesia.

Penampilan tersebut sekaligus menjadi bukti nyata bagaimana seorang seniman tradisi tetap bisa bersinar di panggung nasional. Meskipun musik populer sangat dominan, Endah Laras berhasil membuktikan bahwa keroncong masih memiliki penggemar setia di tengah masyarakat.

Baca Juga: Wali Kota Tri Adhianto Gelar Napak Tilas Bekasi, Ajak Warga Kenang Sejarah di Momen HUT RI ke-80

Dengan kontribusi dan dedikasinya yang besar, Endah Laras layak dijuluki sebagai ikon budaya. Ia tidak hanya menjaga warisan seni keroncong, tetapi juga membawanya lebih dekat dengan generasi baru, memastikan tradisi itu terus hidup dan relevan di masa mendatang.