Selain itu, Kemenko PMK bersama BKKBN juga mengingatkan pentingnya perencanaan keluarga sehat, bukan sekadar mendorong jumlah pernikahan, tapi juga kualitasnya.
"Kita tidak ingin sekadar banyak yang menikah, tapi juga keluarga yang siap dan bahagia,” ujar Menko PMK Muhadjir Effendy dalam konferensi pers Agustus 2025 lalu.
Baca Juga: Rahasia Bukalapak Cetak Laba Triliunan di Tahun 2025 di Tengah Efisiensi Besar
Implikasi Sosial & Masa Depan
Penurunan angka pernikahan bisa berdampak pada pola kependudukan, pertumbuhan ekonomi, dan struktur sosial masyarakat.
Jumlah rumah tangga tunggal (single household) meningkat, dan muncul tren “stay single” di kalangan profesional muda perkotaan.
Fenomena ini juga bisa memicu perubahan pasar: dari properti, industri konsumsi, hingga produk finansial.
Bank dan pengembang kini mulai menargetkan segmen “independent adult living”, seperti apartemen studio dan produk investasi individu.
Tren penurunan angka pernikahan di Indonesia bukan sekadar urusan pribadi, tapi cermin perubahan sosial yang sedang berlangsung.
Ekonomi, pendidikan, dan perubahan nilai menjadi faktor penentu arah masa depan generasi muda.
Kemenag menegaskan bahwa edukasi tetap menjadi kunci bukan memaksa untuk menikah muda, tapi membangun kesadaran akan makna dan kesiapan dalam membentuk keluarga.***
Artikel Terkait
CKP Textile Jadi Solusi Pasokan Kain Berkualitas untuk Industri Garmen Nusantara
Viral Video Pria Diduga Mirip Mantan Bupati Dharmasraya Kegep Saat Asik Open BO, Polisi Langsung Turun Tangan
Upaya Pencegahan Kematian Ibu dan Bayi di Kota Bogor
Bangkit dari Rugi, Begini Cara Bukalapak Cetak Laba Triliunan di 2025
Rahasia Bukalapak Cetak Laba Triliunan di Tahun 2025 di Tengah Efisiensi Besar
Ayah Jerome Polin Kritis, Sang YouTuber Mohon Doa, "Tuhan tolong Papa"
Jerome Polin Ungkap Kondisi Ayahnya yang Kritis
Mohon Doa untuk Sang Ayah yang Sakit Parah, Jerome Polin: Tuhan Tolong, Aku Percaya Engkau Sanggup