SEWAKTU.com -- Di tengah riuhnya dunia politik dan bisnis Indonesia, satu nama mencuat dengan sorotan yang cukup tajam kepada Hasyim Joyo Hadi Kusumo.
Meski namanya mulai dikenal luas saat terlibat dalam kampanye nasional Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, ternyata kepopulerannya tak semata-mata berasal dari dunia politik.
Menurut majalah Forbes, Hasyim Joyo Hadi Kusumo masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia pada tahun 2020, dengan kekayaan mencapai lebih dari Rp 10 triliun.
Angka tersebut menggambarkan seberapa besar dampak keberhasilan bisnisnya di berbagai sektor ekonomi.
Hashim Joyo Hadi Kusumo memiliki latar belakang pendidikan yang cukup internasional, dengan pengalaman belajar di Eropa dan Amerika.
Baca Juga: Tangis Pilu Suyanti, Ibunda Santri yang Tewas Diduga Dianiaya di Ponpes Kediri, Tak Dikabarkan
Karirnya dimulai di luar negeri sebagai seorang analis keuangan di Prancis sebelum kemudian merambah dunia bisnis secara lebih serius.
Salah satu proyek besar yang menaikkan namanya adalah akuisisi PT Semen Cibinong, yang kemudian menjadi PT Holcim Indonesia.
Bisnis semen ini meledak popularitasnya di masyarakat, terutama karena kebutuhan semen yang meningkat di Indonesia.
Namun, keberhasilan Hashim tidak berhenti di bisnis semen. Ia juga merambah ke sektor industri sawit, perbankan, serta bidang manufaktur dan perdagangan. Bisnis-bisnis ini membuatnya bertahan bahkan saat krisis moneter tahun 1998 melanda Indonesia.
Arsari Group, yang didirikan pada tahun 2013, menjadi payung bagi semua bisnis Hashim saat ini. Dengan fondasi yang kuat, Hashim berhasil meraih peringkat sebagai salah satu dari 50 orang terkaya di Indonesia.
Baca Juga: Nasib Fuja Fauziah, Karyawan Gelapkan Uang Toko Rp 1,3 miliar Ditangkap di Rumah Ayah Tiri
Namun, popularitas dan kekayaan Hashim tidak lepas dari sorotan kritis. Tuduhan tentang keterlibatannya dalam proyek-proyek di sekitar Ibu Kota Negara (IKN) menjadi sorotan utama. Beberapa proyek, seperti reboisasi dan proyek air bersih, dikabarkan menjadi bagian dari portofolio bisnisnya.
Namun, di balik kesuksesan bisnisnya, Hashim juga memiliki catatan hitam. Ia pernah ditahan terkait kasus pelanggaran batas minimum pemberian kredit oleh Bank Industri. Selain itu, ia juga terjerat dalam kasus pembelian arca secara ilegal.