Kelima, narasi perubahan yang ditawarkan oleh Anies tidak sepenuhnya diterima oleh masyarakat. Mayoritas masyarakat merasakan manfaat dari program pembangunan era Jokowi, sehingga ide perubahan yang ditawarkan Anis menjadi kurang menarik bagi mereka.
Terakhir, popularitas tinggi Jokowi juga menjadi faktor penentu. Dengan tingkat persetujuan yang hampir mencapai 80%, Jokowi menjadi figur yang sulit untuk ditandingi. Masyarakat cenderung memilih kontinuitas dari apa yang sudah mereka rasakan selama ini.
Secara keseluruhan, kegagalan Anis dalam pemilihan presiden 2024 bukanlah karena satu faktor tunggal, melainkan karena akumulasi beberapa kesalahan strategis dan taktis.
Untuk menjadi pesaing yang lebih serius di masa depan, penting bagi kandidat untuk memahami dinamika politik dan membangun strategi yang lebih inklusif serta relevan bagi seluruh lapisan masyarakat.