SEWAKTU.com -- Konflik di Papua telah menjadi isu kompleks dan kontroversial di Indonesia.
Wilayah Papua, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, telah menjadi sumber ketegangan antara pemerintah Indonesia dan sebagian masyarakat Papua yang menginginkan kemerdekaan atau otonomi yang lebih besar.
Konflik tersebut melibatkan berbagai isu, mulai dari hak asasi manusia, ekonomi, budaya, hingga politik.
Kelompok separatis yang dikenal sebagai KKB atau OPM sangat aktif dalam gerakan untuk meraih kemerdekaan atau otonomi yang lebih besar bagi Papua.
Pemberontakan ini telah menelan cukup banyak korban selama beberapa dekade dan belum menemukan penyelesaian yang memuaskan bagi kedua belah pihak.
Baca Juga: BABAK AKHIR SENGKETA PILPRES 2024! Inilah Hal yang Menjadi Sorotan di Sidang Sengketa Pilplres
Untuk mengatasi konflik ini, pemerintah Indonesia telah mengirimkan pasukan elit TNI untuk menangani situasi keamanan di Papua dengan lebih efektif.
Pasukan elit ini terdiri dari berbagai unit yang memiliki keahlian dan kualifikasi khusus dalam berbagai bidang pertempuran dan operasi militer.
Salah satu pasukan elit yang ditugaskan melawan KKB atau OPM adalah Yonif 315 Garuda.
Dipimpin oleh Mayjen TNI Eka Wiharsa, pasukan ini memiliki latar belakang yang kaya akan pengalaman dalam berbagai bidang dan kesatuan TNI Angkatan Darat.
Mereka dilatih untuk beroperasi dalam kondisi yang ekstrem dan terkenal sebagai penembak jitu atau sniper.
Selain itu, ada juga unit Kopasgat (Komando Pasukan Gerak Cepat) yang memiliki peran vital dalam menjaga keamanan di bandara, yang merupakan area penting untuk kegiatan penerbangan dan transportasi di Papua.
Unit ini terlatih untuk bertindak secara cepat dan efektif dalam menghadapi ancaman apa pun, termasuk operasi-operasi yang memerlukan mobilitas tinggi.
Kopasus (Komando Pasukan Khusus) TNI Angkatan Darat juga terlibat dalam memburu KKB atau OPM di Papua.