Kesabaran, kerja keras dan pantang menyerah membuat pria kelahiran Bogor pada Mei tahun 1963 ini akhirnya berhasil menjadi bapak pendidikan di Indonesia.
Ayah Muz sapaan akrabnya pernah maju sebagai pasangan Syaiful Anwar dalam Pemilihan Walikota Bogor pada 2013-2018.
Ia dikenal sukses sebagai ketua sekaligus pendiri Yayasan Pendidikan Bogor Centre School (Borcess) Ashokal Hajar.
Muztahidin Al-Ayubi dulu dengan yang sekarang berbeda jauh dari masa-masa kecilnya yang amat begitu sulit.
Lahir Dari Keluarga Kecil
Muztahidin adalah anak dari seorang petani yang lahir di daerah Bantar Kambing, Kabupaten Bogor. Saat duduk di bangku kelas 5 SD, dirinya sempat berhenti sekolah karena kesulitan ekonomi.
Muztahidin berhanti lalu masuk sekolah lagi sampai 10 tahun menempuh jenjang Sekolah Dasar (SD) yang harusnya ditempuh selama 6 tahun.
Bukan karena nakal, melainkan sibuk bekerja mencari uang untuk menghidupi urusan dapur keluarganya yang berjumlah 12 orang yaitu kakak beradik, kedua orangtua termasuk dirinya sendiri.
Pada tahun 1978, ia masuk ke jenjang Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 6 Kota Bogor. Berbagai profesi saat masih menempuh pendidikan telah ia jalani. Mulai dari berdagang, menjadi pencuci piring ibu kantin hingga penjaga sekolah.
Karena ingin terus bersekolah dan memiliki kedekatan dengan ibu kantin, Muztahidin lantas ikut bantu, bersih-bersih dan berjualan gorengan.
Sampai akhirnya, ia tinggal di sekolah dan tidur di ruang guru. Seiring berjalan waktu, karrena tidak enak dengan para guru, Muztahidin sempat tidur di WC yang terbengkalai berukuran kecil di dalam sekolah.
Hari demi hari ia lalui jauh dari orang tua dan keluarganya. Muztahidin merupakan murid yang berprestasi. Selalu mendapatkan ranking satu atau dua di sekolahnya.
Prestasi pendidikan tersebut Muztahidin lanjutkan hingga ke jenjang Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 5 Kota Bogor tahun 1980.
Selesai di Sekolah Menengah Atas, ia masuk ke perguruan tinggi Institut Pertanian Bogor (IPB) lewat jalur PMDK.
Saat menjadi mahasiswa di IPB inilah kecintaan Muztahidin di dunia pendidikan mulai terlihat. Ia sering bolos kelas mata kuliah hanya untuk mengajar dan mendapatkan uang tambahan.