SEWAKTU.com -- Pada tahun 2022-2023 menunjukkan bahwa serangan ransomware melanda seluruh dunia tanpa terkecuali.
Serangan terbesar terjadi di Amerika Serikat (40,34%), diikuti oleh Kanada (6,75%), Inggris (6,44%), Jerman (4,92%), dan Prancis (3,8%).
Indonesia sendiri terdampak sekitar 0,67% dari serangan ransomware global. Virus ini menjadi perhatian global, khususnya varian terbaru yang menyerang Indonesia, menandakan pentingnya perhatian terhadap ancaman ini.
Indeks Pertahanan Siber Negara-Negara G20
Menurut studi dari MIT Technology Review Insight di tahun 2022, Indonesia berada di peringkat ke-20 dalam indeks pertahanan siber di antara negara-negara G20.
Peringkat teratas ditempati oleh Australia, Belanda, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Kanada.
Baca Juga: Lowongan Kerja di Industri Hospitality Bali - All Positions
Sementara itu, Indonesia berada di posisi terbawah bersama dengan Meksiko, India, Brasil, dan Turki. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan signifikan dalam keamanan siber Indonesia.
Pemetaan Gangguan Pusat Data Nasional
Gangguan pada pusat data nasional sementara (PDNS2) di Surabaya terjadi pada 17 Juni 2024, akibat serangan ransomware bernama Brandyper.
Serangan ini menyebabkan penonaktifan fitur keamanan Windows Defender, memungkinkan aktivitas berbahaya berlangsung.
Aktivitas ini mencakup instalasi file berbahaya, penghapusan file sistem penting, dan penonaktifan layanan, yang pada akhirnya menyebabkan Windows mengalami crash pada 20 Juni 2024.
Dampak dan Status Layanan
Per 26 Juni 2024, gangguan pada PDNS2 berdampak pada 30 kementerian/lembaga, 15 provinsi, 148 kabupaten, dan 48 kota.