SEWAKTU.com -- Kemacetan "gila" terjadi di Kota Bogor sepanjang libur panjang, 14-16 September 2024. Puluhan titik lalulintas padat kendaraan wisatawan, baik lokal maupun luar kota. Jarak 4 KM di Kota Bogor bisa menghabiskan waktu 2 jam.
Masalah kemacetan yang luar biasa di Kota Hujan turut menggerakan relawan Dokter Rayendra-Eka Maulana untuk turun langsung. Mereka membagi kelompok untuk terjun langsung mengatasi kemacetan lalulintas.
Ada relawan pengatur lalulintas di Sukasari, putaran Yasmin, pertigaan Bubukak-Dramaga, dan beberapa ruas jalur alternatif di Bogor Selatan.
Baca Juga: Dokter Rayendra dan Eka Maulana Teken Pakta Integritas, Siap Wujudkan Pilkada Kota Bogor yang Bersih
Mereka juga menyisir sepanjang Jalan Pajajaran dan turut sosialisasikan untuk parkir pada tempatnya yang tidak menghalangi kendaraan lain.
"Saya senang bisa terlibat langsung dalam mengatasi kemacetan ini. Kami memahami warga luar Bogor yang ingin wisata di kota kami. Tapi kami juga kami memahami ada hak orang lain yang harus terjaga perasaanya," kata Muhammad Irsyad.
Belasan relawan yang terjun turut mengatur lalulintas umumnya anak muda yang terketuk hatinya untuk berkontribusi dalam mengatasi berbagai persoalan masyarakat.
Relawan Dokter Rayendra-Eka ini pun selain harus efektif membantu masyarakat, mereka sudah tergabung dalam komunitas yang memiliki aspek keberlanjutan.
Irsyad ketika ditemui di sela kegiatan mengatakan gerakan sederhana ini merupakan contoh nyata pemberian edukasi bagi masyarakat dalam berlalulintas juga.
"Memang kalo kami amati, kemacetan terjadi karena ada peningkatan volume kendaraan yang menuju ke kawasan wisata di Kota Bogor,"
Mengatasi kemacetan pun tidak cukup dengan sebatas solusi yang linear. Perlu
mengombinasikan sejumlah kebijakan menjadi strategi komprehensif untuk mengatasi kemacetan di Jakarta yang terus meningkat.
Kemudian penyediaan sarana dan prasana transportasi umum menjadi solusi sangat penting untuk mengatasi kepadatan kendaraan.