Sementara itu, Deputy Team Leader dari PMC World Bank, Pandit Pranggana, menjelaskan, proyek BRT merupakan bagian dari Indonesia Mass Transit Project (Mastran) yang didukung oleh Bank Dunia dan Agence Française de Développement (AFD). Proyek ini dirancang untuk mengurangi kemacetan dan meningkatkan kualitas transportasi publik di Bandung Raya.
Saat ini pihaknya bersama Pemkot Bandung tengah membahas terkait beberapa hal dalam persiapan konstruksi dan penataan feeder BRT, di antaranya:
1. Detailed Engineering Design (DED).
2. Manajemen Rekayasa Lalu Lintas dan Rencana Konstruksi.
3. Strategi Manajemen Parkir.
4. Mitigasi Sosial dan Lingkungan.
5. Perizinan Pembangunan.
6. Layout Depo dan End Station.
7. Rencana Rute BRT dan Feeder.
Sebelumnya, Pj Gubernur Provinsi Jawa Barat dan sejumlah kepala daerah kabupaten/kota Bandung Raya melakukan uji coba bus kota Alun-alun Bandung-Kota Baru Parahyangan dalam rangka mematangkan rencana pembangunan sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya.
Pj Gubernur Provinsi Jawa Barat, Bey Machmudin mengatakan infrastruktur untuk BRT Bandung Raya akan mulai dibangun pada awal tahun 2025, termasuk pusat komando operasi untuk pengaturan unit bus, perlengkapan CCTV dalam bus untuk keamanan.
"Serta, akan dibuat sistem pembayaran terintegrasi dengan sekali bayar untuk seluruh koridor dengan dibuat titik-titik persinggungan. Anggarannya untuk infrastruktur dari Bank Dunia. Jadi tentu diharapkan masyarakat Bandung Raya berpindah kepada transportasi bus," ujarnya.
BRT Bandung Raya akan mulai dibangun pada awal 2025, kemudian dilanjutkan tahap II pada 2026. Sedangkan perasional seluruhnya pada 2027 yang koridornya akan mencakup wilayah Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Sumedang. (rob)***
Kepala Diskominfo Kota Bandung