news

Pemimpin Dunia Arab Bertemu di Riyadh: Arab Saudi Isyaratkan Pemulihan Hubungan dengan Iran di Tengah Ketegangan Kawasan

Rabu, 13 November 2024 | 13:10 WIB
Mohammed Bin Salman dalam pertemuan pemimpin Negara Islam (BBC)

SEWAKTU.com -- Para pemimpin dari dunia Arab berkumpul pada hari Senin di ibu kota Arab Saudi, Riyadh, dalam sebuah pertemuan puncak yang berlangsung di saat genting bagi kerajaan tersebut.

Pertemuan ini diadakan dengan tujuan membahas konflik yang terus berkecamuk di Gaza dan Lebanon, serta meningkatnya ketegangan di kawasan. Menariknya, pertemuan ini juga menjadi panggung bagi Arab Saudi untuk mengisyaratkan potensi pemulihan hubungan dengan Iran, negara yang telah lama menjadi rival regionalnya.

Pertemuan ini menandai momen penting bagi kerajaan, yang sebelumnya bulan lalu juga mengadakan pertemuan menteri luar negeri negara-negara Teluk bersama Iran untuk pertama kalinya dalam satu kelompok. Pada hari Minggu, Kepala Militer Saudi dan Iran pun bertemu di Tehran, menunjukkan tanda-tanda mencairnya hubungan antara kedua negara.

Baca Juga: Simulator Lamborghini Huracan Super Trofeo di Asia Tenggara: Pengalaman Nyata Mengemudi Mobil Balap

Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, menekankan pentingnya hubungan ini dalam sambutan pembukaannya di hadapan pertemuan gabungan Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

"Kami menyerukan kepada masyarakat internasional agar memaksa sekutu kami, Amerika Serikat, untuk menghormati kedaulatan Iran dan menghindari serangan ke wilayahnya," ujar Mohammed bin Salman, mencerminkan niat Saudi untuk mendukung stabilitas regional meski pernah terlibat dalam persaingan panjang dengan Iran yang melibatkan jaringan proksi masing-masing negara, termasuk yang berbasis di Lebanon dan Gaza.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, pekan lalu mengungkapkan bahwa masalah utama antara Saudi dan Iran terletak pada kebijakan regional Iran yang dinilai Saudi tidak berkontribusi pada stabilitas kawasan. “Kami saat ini terlibat dalam dialog yang sangat terbuka dan jujur dengan Iran,” ujarnya, menegaskan arah baru hubungan Saudi-Iran yang semakin dekat.

Baca Juga: Verrel Raih Kemenangan Keempat Berturut-turut di Indonesia Drift Series New Gen

Wakil Presiden Iran, Mohammad Reza Areif, dalam pertemuan tersebut menganggap situasi di Gaza dan Lebanon sebagai "bencana yang memalukan" dan menyerukan aksi kolektif untuk menghentikan agresi. Namun, tidak semua pemimpin Arab tampak antusias terhadap kemungkinan penyatuan hubungan antara negara-negara Arab dan Iran.

Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, mengungkapkan harapannya agar negara-negara berhenti mencampuri urusan dalam negerinya dan tidak mendukung pihak-pihak tertentu di Lebanon yang pro-Iran.

Para analis menilai, selain berusaha membangun kehangatan dengan Iran, Arab Saudi mungkin menggunakan pertemuan puncak di Riyadh ini untuk mengirim pesan ke pemerintahan Amerika Serikat yang akan datang di bawah kepemimpinan Donald Trump.

Trump sebelumnya telah berjanji untuk menghentikan konflik di kawasan begitu ia menjabat. Arab Saudi mungkin mencoba memposisikan dirinya sebagai mitra strategis yang menarik dan kredibel bagi pemerintah Trump jika ia benar-benar berusaha mengakhiri perang melalui diplomasi.

Sementara itu, upaya diplomatik yang dipimpin oleh negara-negara lain di kawasan, seperti Qatar dan Mesir, tampaknya belum membuahkan hasil konkret. Di tengah dinamika diplomatik yang terus berubah, pertemuan puncak di Riyadh ini menjadi momen penting dalam sejarah hubungan Arab Saudi dan Iran, serta peta politik di kawasan Timur Tengah.

(Muhammad Fikri Hudzaifi)

Tags

Terkini

KPK Gelar OTT di Banten, 9 Orang Langsung Diamankan

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:42 WIB