Jadi, meski opsi pembelian alutsista China tampak menarik dari segi harga, tantangan integrasi dan perizinan dari negara-negara Barat menjadi faktor penting yang tak bisa diabaikan.
Presiden RI Prabowo Subianto dan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin membahas sejumlah isu strategis global, termasuk konflik di Gaza dan ketegangan di Laut Tiongkok Selatan, Rabu waktu setempat.
"Ya kami bahas itu," kata Presiden Prabowo usai pertemuan keduanya di Washington, D.C. diikuti dalam jaringan (daring) Kementerian Sekretariat Negara di Jakarta, Kamis.
Baca Juga: Ahmad Heryawan Ingin Anies Berkampanye Menangkan Ridwan Kamil - Suswono di Pilkada DKI Jakarta
Perihal konflik di Gaza, Presiden RI memandang penting mencari solusi damai dengan mengusung pendekatan solusi dua negara atau two-state solution sebagai jalan terbaik untuk menyelesaikan ketegangan antara Palestina dan Israel.
"Saya tetap menyarankan two-state solution, sebenarnya mereka juga setuju," katanya.
Presiden Prabowo juga menyampaikan harapannya agar gencatan senjata segera dapat tercapai untuk mengakhiri kekerasan yang telah berlangsung lama di kawasan tersebut.
Baca Juga: Misteri Pembeli Pertama Jet Tempur Siluman SU-57, Indonesia dan Negara Lain Terlihat Tertarik
Terkait dengan topik Laut Tiongkok Selatan, Kepala Negara menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk menjaga kedaulatan negara serta ingin bekerja sama dengan semua pihak.
"Laut Tiongkok Selatan kami bahas. Saya katakan, kita ingin kerja sama dengan semua pihak. Kita menghormati semua kekuatan, tetapi kita juga akan tetap mempertahankan kedaulatan kita," katanya.
Presiden Prabowo menegaskan tentang pentingnya kolaborasi dan kerja sama internasional untuk menjaga perdamaian serta menghindari konfrontasi yang bisa memperburuk situasi.
Baca Juga: Tiga Rekomendasi HP Harga Dibawah 2 Juta Cocok untuk Akhir Tahun 2024
Prabowo juga menekankan bahwa membangun saling percaya dan saling menghormati antarnegara sangat diperlukan untuk menciptakan hubungan yang harmonis di kawasan setempat.
"Harus ada upaya untuk membangun saling percaya, saling menghormati. Jadi, kita memilih untuk memelihara hubungan baik dengan semua pihak," kata Presiden Prabowo.
(Muhammad Fikri Hudzaifi)