SEWAKTU.com -- Pada Selasa malam yang mengejutkan, Presiden Korea Selatan, Yoon Yeol, mengumumkan status darurat militer untuk pertama kalinya dalam hampir lima dekade.
Pengumuman itu disampaikan melalui siaran televisi pada pukul 11 malam waktu setempat. Dalam pidatonya, Yoon menyebut adanya ancaman dari kekuatan antinegara serta Korea Utara.
Namun, belakangan diketahui bahwa keputusan ini lebih dipicu oleh situasi politik internal dibandingkan ancaman eksternal.
Baca Juga: Linkin Park Siap Guncang Indonesia, Konser Perdana Setelah Satu Dekade
Deklarasi darurat militer ini menempatkan militer sebagai penanggung jawab pemerintahan sementara, menggantikan otoritas sipil.
Langkah ini memunculkan tanda tanya besar, mengingat Korea Selatan terakhir kali memberlakukan darurat militer pada 1979, ketika Presiden Park Chung-hee tewas dalam kudeta.
Setelah transisi menuju demokrasi parlementer pada 1987, situasi darurat militer semacam ini belum pernah terjadi lagi.
Baca Juga: Bunga Citra Lestari Rayakan Anniversary Pertama dengan Nuansa Elegan
Dalam pidatonya, Yoon Yeol menuduh pihak oposisi berupaya melemahkan pemerintahannya dan menimbulkan kekacauan.
Ia menyatakan bahwa keputusan tersebut diperlukan untuk "menghancurkan kekuatan antinegara" yang dianggap sebagai ancaman serius terhadap stabilitas negara.
Namun, langkah itu segera menuai kritik, termasuk dari para politisi di dalam partainya sendiri.
Baca Juga: MENOHOK Komentar Admin Gerindra ke Gus Miftah Usai Sebut Penjual Es Teh Goblok,Pak Sun Bakal Umrah
Setelah deklarasi diumumkan, militer mulai menguasai sejumlah lokasi strategis, termasuk gedung parlemen.
Rekaman media lokal menunjukkan pasukan bersenjata lengkap, helikopter yang mendarat di atap gedung parlemen, serta kendaraan lapis baja yang berjaga di sekitar lokasi.