Ia mengakui pentingnya pengelolaan Kawasan Bandung Utara (KBU) sebagai area penyangga lingkungan. Pemkot Bandung telah menginisiasi program penghijauan dan mendorong penundaan izin pembangunan di kawasan tersebut.
“Kesadaran akan pentingnya KBU harus ditingkatkan, tidak hanya untuk penghijauan, tetapi juga pemanfaatan ruang secara berkelanjutan,” jelas Koswara.
Koswara juga menyoroti pentingnya reformasi transportasi di Kota Bandung. Pemkot Bandung mendorong penggunaan angkutan massal untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.
“Kami membutuhkan dukungan dari pemerintah provinsi dan pusat untuk mempercepat implementasi BRT. Perjanjian kerja sama terkait pembiayaan operasional dan subsidi juga menjadi prioritas,” ujarnya.
Dalam pengelolaan sampah, Koswara menyebut adanya progres positif dengan pengurangan ritase pengangkutan sampah dari 170 menjadi 138 rit per hari. Program RW Kawasan Bebas Sampah (KBS) juga terus berkembang, dengan jumlah RW KBS meningkat dari 283 menjadi lebih dari 400.
“Penanganan sampah adalah tanggung jawab bersama seluruh daerah di kawasan Bandung Raya. Kami menargetkan hanya menyisakan sampah residu di masa depan,” tambah Koswara.
Terkait permukiman, Koswara memaparkan program relokasi masyarakat dari kolong jembatan Pasupati ke Rusun Rancaekek sebagai langkah meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi permukiman kumuh.
“Dengan sinergi yang kuat, kami optimis Kota Bandung mampu mengatasi berbagai tantangan ini dan terus maju sebagai ibu kota provinsi yang lebih baik,” pungkasnya.***