SEWAKTU.com - Tak bisa dipungkiri, lingkungan kerja yang tidak sehat dapat berdampak pada kesehatan mental karyawan.
Beban kerja yang berlebihan, rekan kerja toxic, hingga tekanan dari atasan sering kali menjadi pemicu utama timbulnya kelelahan mental atau burnout.
Burnout ditandai dengan beberapa gejala, seperti rasa lelah berkepanjangan, perasaan negatif terhadap pekerjaan, serta kecenderungan untuk bersikap tidak peduli.
Baca Juga: Ngopi Lumbung Padi: Tempat Nyaman untuk Bukber di Puncak Bogor
Selain itu, ada pula perasaan tidak mampu menyelesaikan tugas, kehilangan idealisme dan inovasi, serta menurunnya kinerja.
"Gejala ini bisa berupa kelelahan mental, kecenderungan menghindari pekerjaan, dan bahkan hilangnya motivasi," ujar Direktur Medik dan Keperawatan Pusat Kesehatan Jiwa Nasional (PKJN) Rumah Sakit Marzoeki Mahdi (RSMM), Rachmi Handayani.
Gejala-gejala ini tergolong dalam kondisi keletihan mental (burnout). Pada tahap ini seseorang masih bisa mengobati kondisi itu dengan langkah pertolongan pertama pada luka psikologis yang bisa dilakukan sendiri.
Baca Juga: Sylvana Herman Berbagi Perjalanan Hijrah dan Kesehatan di Usia Senja
Upaya yang bisa dilakukan yakni relaksasi dengan melatih pernapasan. Tujuannya yakni untuk menurunkan ketegangan pada tubuh sehingga mendapat kenyamanan secara fisik. Kedua, bisa melakukan visualisasi.
“Ini bisa dilakukan dengan membayangkan diri sedang berada pada lokasi yang sangat nyaman, seperti di pantai atau di gunung,” kata Rachmi.
Selain itu, terdapat pula praktik grounding yakni metode yang digunakan untuk membantu seseorang kembali fokus dan mengalihkan perhatian dari pikiran atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dan panik.
Kemudian teknik mindfulness, yaitu praktik yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan momen saat ini, termasuk pikiran, perasaan, dan sensasi tubuh, tanpa menghakimi atau bereaksi berlebihan.
Baca Juga: Pemkot Bandung dan Hamamatsu Perkuat Kerja Sama di Bidang Kesehatan dan Pengembangan SDM
“Bisa juga dengan journaling dengan mengurai apa yang ada dalam pikiran dengan dituangkan pada bentuk tulisan. Serta mempraktikan butterfly hug, yakni gerakan memeluk dan menepuk badan sehingga merasa aman dan nyaman,” ucap Rachmi.