news

Wawancara Presiden Dinilai Jadi Langkah Transparansi, Jurnalis Harap Jadi Tradisi Rutin

Kamis, 10 April 2025 | 11:52 WIB
Wawancara Presiden Dinilai Jadi Langkah Transparansi, Jurnalis Harap Jadi Tradisi Rutin

SEWAKTU.com -- Kesempatan berbincang langsung dengan Presiden Republik Indonesia dinilai sebagai momen berharga, khususnya bagi kalangan jurnalis.

Hal ini disampaikan oleh salah satu jurnalis yang terlibat dalam wawancara eksklusif bersama Presiden Prabowo Subianto, yang dilakukan bersama tujuh jurnalis senior dari berbagai media nasional hadir.

Mereka adalah: Alfito Deannova Gintings, Pemimpin Redaksi detikcom, Lalu Mara Satriawangsa, Pemimpin Redaksi tvOne​, Uni Lubis, Pemimpin Redaksi IDN Times​, Najwa Shihab, Pendiri Narasi​, Sutta Dharmasaputra, Pemimpin Redaksi Harian Kompas, Retno Pinasti, Pemimpin Redaksi SCTV-Indosiar​, Valerina Daniel, News Anchor TVRI (sebagai moderator).

Dalam sesi tersebut, Presiden Prabowo memberikan waktu yang dinilai sangat generous, dimulai sejak pukul 09.00 pagi hingga hampir pukul 12.00 siang.

Yang menarik, menurut salah satu jurnalis yaitu Najwa Shihab, tidak ada batasan dalam topik pertanyaan. "Sejak awal memang tidak pernah ada batasan mau bertanya apa, silakan saja," ujarnya.

Meski moderator sempat beberapa kali mencoba membatasi atau mengatur alur wawancara, Presiden Prabowo justru memperbolehkan pertanyaan tambahan. Salah satunya terjadi ketika jurnalis mencoba menggali lebih dalam terkait RUU Polri.

"Saya merasa sayang kalau kesempatan ini tidak dimanfaatkan untuk mendapat jawaban yang tuntas," katanya.

Baca Juga: Pemkot Bogor Siapkan Lahan untuk Sekolah Rakyat untuk Anak dari Keluarga Miskin Ekstrem

Dalam wawancara itu, format yang digunakan adalah satu pertanyaan dan satu pertanyaan lanjutan untuk masing-masing jurnalis, dilakukan secara bergiliran.

Namun dalam praktiknya, Presiden terbuka terhadap pertanyaan tambahan jika diperlukan.

Menariknya, pertanyaan yang diajukan tidak disiapkan atau disampaikan sebelumnya kepada pihak istana.

Bahkan, antarjurnalis pun tidak saling mengetahui pertanyaan yang akan diajukan. Hal ini membuat diskusi berlangsung lebih dinamis, dengan topik yang beragam mulai dari demonstrasi, transparansi legislasi RUU, hingga isu ekonomi dan hubungan internasional.

Salah satu jurnalis yaitu Najwa Shihab berharap bahwa format wawancara semacam ini dapat menjadi tradisi yang berlanjut.

Ia juga mengungkapkan bahwa semakin banyak media yang dilibatkan, maka perspektif yang tersampaikan ke publik pun akan semakin beragam.

"Media kan punya prioritas dan audiens yang berbeda-beda. Semakin banyak media terlibat, semakin luas cakupan isunya," tambahnya.

Halaman:

Tags

Terkini

KPK Gelar OTT di Banten, 9 Orang Langsung Diamankan

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:42 WIB