“Paving block produksi kami tahan hingga 30 ton beban. Kualitasnya teruji, dan harganya lebih terjangkau karena dibuat sendiri,” ujar Ifnu.
Produk paving ini dijual Rp1.500 per buah, jauh di bawah harga pasaran. Produksi dilakukan di pabrik mini yang berdiri di area kompleks, memperkuat aspek ekonomi dari pengelolaan sampah.
Kolaborasi juga dilakukan dengan pemerintah kelurahan setempat.
Lurah Lingkar Selatan Kecamatan Lengkong, Asep Achmad Arifin, menyatakan pihaknya terlibat sejak awal dalam mendukung fasilitas seperti mesin pencacah, kontainer, hingga bibit ternak.
“Komplek ini sudah menjadi kawasan terpadu. Ada rumah kompos, budidaya bebek, dan buruan saian di sepanjang jalan,” kata Asep.
Ia menyebutkan bahwa keberhasilan ini adalah contoh nyata dari implementasi program Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan) yang digencarkan Pemerintah Kota Bandung.
Asep menambahkan, keberhasilan ini menjadi bukti bahwa pengelolaan sampah tak cukup hanya dilakukan oleh pemerintah. Dibutuhkan peran serta masyarakat secara kolektif dan berkelanjutan.
“Kalau kita konsisten, insyaallah Bandung bisa jadi kota zero waste,” tegasnya. (ADV)