“Paving block produksi kami tahan hingga 30 ton beban. Kualitasnya teruji, dan harganya lebih terjangkau karena dibuat sendiri,” ujar Ifnu.
Produk paving ini dijual Rp1.500 per buah, jauh di bawah harga pasaran. Produksi dilakukan di pabrik mini yang berdiri di area kompleks, memperkuat aspek ekonomi dari pengelolaan sampah.
Kolaborasi juga dilakukan dengan pemerintah kelurahan setempat.
Lurah Lingkar Selatan Kecamatan Lengkong, Asep Achmad Arifin, menyatakan pihaknya terlibat sejak awal dalam mendukung fasilitas seperti mesin pencacah, kontainer, hingga bibit ternak.
“Komplek ini sudah menjadi kawasan terpadu. Ada rumah kompos, budidaya bebek, dan buruan saian di sepanjang jalan,” kata Asep.
Ia menyebutkan bahwa keberhasilan ini adalah contoh nyata dari implementasi program Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan) yang digencarkan Pemerintah Kota Bandung.
Asep menambahkan, keberhasilan ini menjadi bukti bahwa pengelolaan sampah tak cukup hanya dilakukan oleh pemerintah. Dibutuhkan peran serta masyarakat secara kolektif dan berkelanjutan.
“Kalau kita konsisten, insyaallah Bandung bisa jadi kota zero waste,” tegasnya. (ADV)
Artikel Terkait
Apresiasi! Kota Bandung Jadi Rujukan DPRD Karawang dalam Pengelolaan Aset dan APBD
Hadiri Peringatan HLUN ke-29, Wali Kota Bandung Sebut Perlindungan Lansia Jadi Indikator Kemajuan Sosial
Kerap Dijuluki SMP Sampah, Wakil Wali Kota Bandung Pastikan TPS Dekat SMPN 64 Bersih Senin
Erwin Apresiasi Inovasi Pelaku Usaha Tahu Bandung, Siap Dorong Pembentukan UMKM Center di 30 Kecamatan
Bandung Jadi Tuan Rumah One Pride MMA 87, Bukti Kota Kreatif dan Barometer Olahraga Nasional
Wakil Wali Kota Bandung Ajak Anak Muda Tak Apatis pada Politik: Masa Depan Bangsa di Tangan Kalian