SEWAKTU.com- Amien Rais kembali menghiasi perpolitikan tanah air setelah dirinya disebut melakukan kesenangan sebagai Ketua Majelis Syura Partai Ummat.
Hal itu setelah Amien Rais diprotes oleh sejumlah Dewan Pengurus Daerah (DPD) dan Dewan Pangurus Wilayah (DPW) Partai Ummat.
Bentuk protes sejumlah DPD dan DPW tersebut karena anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) partai yang disebut tak mencerminkan prinsip demokrasi.
Ada 24 DPW yang menyurati Kementerian Hukum terkait AD/ART baru Partai Ummat yang baru-baru ini disebut telah disahkan oleh Menteri Hukum Supratman Andi Agtas.
Jika somasi yang diajukan 24 DPW Partai Ummat tidak mendapat respon oleh Kementerian Hukum, pihaknya akan menggugat AD/ART yang disahkan Amien Rais ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Majelas Syura Partai Ummat yang dipimpin Amien Rais telah menyimpang dari nilai dan prinsip keadilan yang menjadi dasar pembentukan partai.
"Partai ini didirikan untuk menegakkan keadilan dan melawan kezaliman. Tapi, kenapa kita sendiri yang berbuat zalim? Apalagi sama kader," ujar Herman.
"Kami akan mengajukan perlawanan. Saya sebagai ketua tim hukum dari teman-teman DPW dan DPD akan mengajukan perlawanan terhadap kesewenangan Majelis Syuro dan DPP ini," sambungnya.
Lantas, bagaimana kiprah dan perjalanan politik Amien Rais hingga dirinya diprotes oleh kadernya sendiri? Simak ulasannya dibawah ini.
Pada pemilu 2004, Amien Rais maju sebagai calon presiden (capres) dengan didukung oleh delapan partai politik.
Ke-8 parpol itu ialah Partai Amanan Nasionan (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Bintang Reformasi (PBR).
Kemudian ada Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK), Partai Nasional Indonesia Marhaenisme, Partai Penegak Demokrasi Indonesia, Partai Sarikat Indonesia, dan Partai Buruh Sosial Demokrat.
Amien Rais kala itu berpasangan dengan Siswono Yudo Husodo dan mendapatkan nomor urut 3 pada Pilpres 2004.