Baca Juga: Pemkab Bogor Ungkap Rencana Rehabilitasi Gedung Kesenian Cibinong, Siap Rampung Tahun Ini
Termasuk memikirkan bagaimana cara memanfaatkan bambu tersebut selain untuk kepentingan ekologis, tapi juga ekonomis (hilir).
Salah caranya, dengan pelatihan, mulai dari cara menanam sampai menjadikan industri bambu.
“Ke depan, saya ingin Indonesia menjadi pusat pelatihan dan pelestarian bambu dunia,” kata Hashim.
Adik Prabowo Subianto itu mengakui, dalam kontek kepentingan industri bambu, Indonesia masih jauh tertinggal dari China dengan teknologinya yang lebih maju.
Baca Juga: Target Rampung Akhir Tahun 2025, Pemkab Bogor Mulai Perbaikan 'Jalur Neraka' Parung Panjang
Di negara tersebut, bambu bisa menjadi arang, sepatu, kain, dan herbal kesehatan yang bernilai tinggi.
Inilah yang menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia.
Apalagi, kalau merujuk data dari Bamboo Global Market Report pada 2024, pasar bambu global itu mengalami peningkatan pesat.
Hashim juga menyebut sejumlah negara seperti Amerika Serikat, India, Jerman dan bahkan China sendiri sekarang mulai tertarik untuk investasi bambu di Indonesia.
Menurut Hashim, negara-negara tersebut melirik Indonesia karena bambu negara ini sangat khas dengan rumpunnya yang dinilai paling berkualitas.
“Harusnya ini menjadi peluang besar secara ekonomi. Apalagi, sejarah panjang bangsa ini tak terlepas dari bambu. Dari namanya saja, orang Inggris menyebutnya bamboo. Ini artinya, bambu itu memang milik kita dan harta karun kita,” imbuh Hashim.***