SEWAKTU.com – Pemerintah Kota Bogor terus mengupayakan peningkatan cakupan imunisasi melalui kerja sama lintas sektor, termasuk dengan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) swasta.
Inisiatif ini terangkum dalam program inovatif bertajuk Gebrak Siputik (Gerakan Bersama Raih Capaian Imunisasi dan Input ASIK), yang menjadi salah satu strategi utama dalam menekan angka Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
Langkah kolaboratif ini dipaparkan dalam Virtual Collaboration Learning (VCL) Wilayah Barat pada 24 Juni 2025, di mana Kota Bogor kembali dipercaya sebagai pembicara.
Dalam forum pembelajaran bersama ini, Kota Bogor berbagi praktik baik dalam memperluas layanan imunisasi dengan melibatkan rumah sakit, klinik, praktik dokter mandiri, hingga bidan swasta.
Program ini muncul sebagai respons atas undangan dari Linked Immunisation Action Network, yang memilih Kota Bogor bersama delapan kabupaten/kota lainnya di Indonesia untuk mengikuti pembelajaran bersama sepanjang 2025.
Keikutsertaan ini didasari keberhasilan Bogor memperluas jangkauan imunisasi melalui fasyankes swasta, yang dinilai mampu menjadi inspirasi nasional.
Hingga pertengahan 2025, Dinas Kesehatan Kota Bogor telah menjalin perjanjian kerja sama (PKS) dengan seluruh rumah sakit yang ada di wilayahnya.
Selain itu, 25 puskesmas turut menggandeng jaringan fasyankes di sekitarnya untuk memperluas titik pelayanan imunisasi.
Dengan demikian, masyarakat kini memiliki lebih banyak akses terhadap layanan imunisasi rutin.
Baca Juga: Wali Kota Bandung Tinjau Renovasi Rutilahu Tahap Pertama, 100 Rumah Siap Dibangun Ulang
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor mencatat penurunan signifikan kasus PD3I sejak program ini diterapkan.
Periode Januari–Mei 2025 hanya mencatat 2 kasus pertusis, 4 kasus rubella, dan 1 kasus campak.
Sementara pada 2024, terdapat 5 kasus campak, 7 kasus rubella, dan 15 kasus pertusis.