SEWAKTU.com — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengambil langkah strategis untuk menciptakan lingkungan pangan yang lebih sehat di sekolah, sebagai bagian dari upaya menekan angka penyakit tidak menular (PTM) seperti jantung, diabetes, dan kanker.
Program ini menjadi bagian dari kolaborasi bersama Partnership for Healthy Cities, sebuah jaringan global yang beranggotakan 74 kota dengan fokus pada pencegahan PTM dan cedera.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyatakan bahwa kualitas lingkungan dan makanan yang dikonsumsi masyarakat berperan besar dalam mendorong terjadinya penyakit tidak menular.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk memberikan akses yang lebih mudah terhadap makanan sehat dan mengedukasi masyarakat agar bijak dalam mengonsumsi gula, garam, dan lemak.
Baca Juga: 18 Kecamatan Terdampak Bencana Hidrometeorologi, Rudy Susmanto Percepat Evakuasi dan Bantuan Logistik
“Kami berharap inisiatif ini dapat menurunkan risiko masyarakat Bandung terkena penyakit kronis, dan menjadi bagian dari visi Bandung UTAMA: unggul, terbuka, amanah, maju, dan agamis,” ujar Farhan dalam keterangannya.
Data dari Website Sehat Indonesiaku (WSI) tahun 2024 mengungkapkan bahwa sekitar 30 persen warga Kota Bandung mengonsumsi gula, garam, dan lemak secara berlebihan.
Sementara itu, hampir sepertiga penduduk usia 15 tahun ke atas mengalami obesitas. Situasi ini mendorong Pemkot Bandung untuk merancang langkah preventif.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian, menambahkan bahwa hasil skrining pada tahun ajaran 2023–2024 menunjukkan sebanyak 22.381 siswa SD hingga SMA tercatat mengalami gizi lebih dan 8.560 di antaranya mengalami obesitas.
Untuk mengatasi hal ini, Pemkot Bandung meluncurkan program percontohan di lima Sekolah Dasar (SD) yang akan menjangkau sekitar 3.510 siswa.
Baca Juga: Upaya Atasi Kemacetan, Wali Kota Bandung Dorong Perombakan Total Sistem Trayek Angkot
SD dipilih sebagai titik awal karena anak-anak dinilai sebagai agen perubahan yang dapat membawa pengaruh positif ke lingkungan keluarga dan masyarakat.
Program ini tertuang dalam Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 6 Tahun 2025 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Sejumlah langkah strategis juga telah disiapkan, di antaranya:
Penyusunan pedoman operasional untuk menciptakan lingkungan pangan sehat di sekolah, serta mekanisme pemantauan dan evaluasi.
Kampanye promosi kesehatan yang menyasar guru, siswa, orang tua, hingga pedagang makanan di sekitar sekolah.
Pelibatan lintas sektor, termasuk pemerintah daerah, akademisi, pelaku industri, media, dan komunitas masyarakat dalam implementasi program.
Langkah ini juga menjadi bagian dari komitmen Kota Bandung sejak bergabung dengan Partnership for Healthy Cities pada 2017.
Sebelumnya, Bandung telah menjalankan program keselamatan jalan, pengendalian tembakau, dan respons terhadap pandemi COVID-19 bersama jaringan global ini.
Dukungan terhadap kemitraan ini datang dari Bloomberg Philanthropies, berkolaborasi dengan World Health Organization (WHO) dan Vital Strategies.
Kota-kota anggota kemitraan didorong untuk mengadopsi salah satu dari 15 intervensi kebijakan yang terbukti mampu menyelamatkan nyawa, mulai dari larangan iklan makanan cepat saji hingga pembangunan jalur sepeda aman.
Sebagai kota jasa dengan mayoritas penduduk usia produktif, Bandung dipandang perlu menjaga kesehatan masyarakatnya untuk mendukung pertumbuhan kota yang berkelanjutan.
Pemerintah berharap kebijakan ini dapat menumbuhkan kesadaran kolektif dan mendorong perilaku sehat sejak usia dini. (ADV)