SEWAKTU.com - Meta, perusahaan teknologi raksasa yang dipimpin oleh Mark Zuckerberg, kini menunjukkan keseriusannya dalam membangun kekuatan kecerdasan buatan (AI) dengan membentuk divisi khusus bernama Meta Superintelligence Labs (MSL). Divisi ini difokuskan untuk mengembangkan AI tingkat tinggi atau superintelligence, dan diperkuat dengan perekrutan tokoh-tokoh terkemuka dari perusahaan AI ternama dunia.
Salah satu sosok utama yang kini bergabung ke dalam MSL adalah Shengjia Zhao, yang sebelumnya dikenal sebagai figur sentral dalam pengembangan teknologi AI di OpenAI. Zhao dipercaya menjabat sebagai Chief Scientist di MSL dan memiliki peran strategis dalam menentukan arah riset AI Meta ke depan. Diketahui, keterlibatannya dalam pengembangan model ChatGPT, GPT-4, dan o1 menjadikan pengalamannya sangat berharga bagi Meta.
Sejak awal pembentukan MSL pada awal tahun ini, Zhao disebut telah terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan riset-riset internal perusahaan. Bersama sejumlah nama besar lain yang sebelumnya tergabung dalam tim OpenAI seperti Jahui Yu, Shuchao Bi, Hongyu Ren, dan Trapit Bansal Zhao memperkuat posisi Meta sebagai kekuatan baru dalam peta pengembangan AI global.
Baca Juga: AI Semakin Masuk ke Dunia Jurnalisme, Media Global hingga Indonesia Mulai Beradaptasi
Selain membidik talenta dari OpenAI, Meta juga aktif merekrut ilmuwan dari Apple, Google DeepMind, Anthropic, hingga Safe Superintelligence. Salah satu perekrutan yang paling menonjol adalah Ruoming Pang, mantan Kepala Pengembangan Foundation Models di Apple. Pang adalah sosok penting di balik peluncuran teknologi Apple Intelligence dan Siri terbaru yang diperkenalkan pada ajang WWDC 2025.
Pang, yang sebelumnya juga menghabiskan lebih dari 15 tahun di Google sebagai Principal Engineer, disebut menerima kompensasi fantastis dari Meta senilai lebih dari 200 juta dolar AS atau sekitar Rp3,2 triliun. Paket tersebut menjadikannya salah satu tokoh teknologi dengan bayaran tertinggi di dunia saat ini.
Pendekatan Personal Zuckerberg dan Ambisi Membangun Infrastruktur AI Terbesar Dunia
Dalam upaya mendapatkan para ilmuwan top dunia, CEO Meta Mark Zuckerberg diketahui turun langsung membujuk para kandidat. Pendekatan personal dilakukan, termasuk dengan mengirimkan surel pribadi hingga mengundang langsung ke kediamannya di Lake Tahoe. Selain itu, Meta juga menawarkan exploding offer—paket kompensasi bernilai tinggi dengan batas waktu singkat untuk memaksa kandidat mengambil keputusan cepat sebelum direkrut pesaing.
Baca Juga: Hadapi Era Digital, Erwan Setiawan Dorong Generasi Muda Kuasai Hukum Korporasi dan Teknologi AI
Kompensasi yang ditawarkan Meta kepada para peneliti AI tersebut dikabarkan mencapai delapan hingga sembilan digit dalam satuan dolar AS. Tawaran menggiurkan ini menunjukkan betapa seriusnya Meta dalam mengamankan sumber daya manusia terbaik di bidang AI.
Namun, upaya penguatan tidak hanya sebatas pada pengumpulan SDM unggulan. Meta juga tengah membangun infrastruktur komputasi berskala raksasa di Ohio, Amerika Serikat. Fasilitas yang dinamakan Promotheus ini akan menjadi klaster cloud computing dengan kekuatan daya sebesar 1 gigawatt cukup untuk mengaliri listrik lebih dari 750.000 rumah. Fasilitas ini ditargetkan selesai pada 2026, dan ketika rampung, akan menjadi salah satu pusat pelatihan AI terbesar di dunia.
Fasilitas tersebut dirancang untuk melatih model-model frontier AI berukuran besar yang diperlukan dalam pengembangan teknologi superintelligence Meta. Meta berupaya menyeimbangkan pengembangan teknologi AI jangka pendek dan jangka panjang dengan menunjuk dua kepala riset AI, Shengjia Zhao untuk MSL dan Yann LeCun untuk FAIR.
Mark Zuckerberg memiliki visi ambisius untuk memimpin Meta di garis depan era kecerdasan buatan super, yang telah ia sampaikan secara internal. Meta pun kini bersiap untuk mengambil peran penting dalam persaingan global pengembangan AI generatif dan superintelligence yang diprediksi akan membentuk masa depan teknologi dunia.