SEWAKTU.com - Meta, raksasa teknologi yang dinakhodai Mark Zuckerberg, sukses menarik perhatian khalayak luas setelah berhasil memboyong dua ahli kecerdasan buatan (AI) papan atas dari Apple, yaitu Mark Lee dan Tom Gunter. Keduanya kini resmi bergabung dengan tim Superintelligence Labs, divisi khusus Meta yang tengah membangun teknologi AI masa depan dengan ambisi menjadi yang terdepan secara global.
Informasi dari sumber internal menyebutkan bahwa Mark Lee telah resmi meninggalkan posisinya di Apple dan mulai bekerja di Meta, sementara Tom Gunter disebut sedang dalam tahap akhir pengunduran diri dan akan segera menyusul ke markas Meta.
Kehadiran Lee dan Gunter ini semakin memperkuat langkah strategis Meta, menyusul perekrutan Ruoming Pang. Pang sendiri adalah mantan pemimpin tim Foundation Models di Apple, yang sangat dikenal sebagai arsitek utama di balik pengembangan teknologi AI penting seperti Siri dan Apple Intelligence.
Baca Juga: Desakan Mundur untuk Tim Cook Menguat, Apple Dinilai Tertinggal dalam Revolusi AI
Ruoming Pang bukan sosok baru dalam industri ini. Sebelum bergabung dengan Apple, ia sempat berkarier selama lebih dari 15 tahun di Google (Alphabet), di mana ia memimpin berbagai proyek pengembangan sistem AI inti. Di Meta, Pang dikabarkan mendapatkan nilai kontrak fantastis mencapai lebih dari USD 200 juta atau sekitar Rp 3,2 triliun. Kompensasi tersebut diberikan secara bertahap dalam beberapa tahun ke depan dan disebut melebihi gaji mayoritas eksekutif Apple, kecuali sang CEO.
Meta Bangun Tim AI Elite, Rekrut CEO Muda hingga Investasi Triliunan Rupiah
Langkah Meta merekrut Pang, Lee, dan Gunter menjadi sinyal kuat bahwa perusahaan ini sedang membentuk tim elite dalam dunia kecerdasan buatan. Ketiganya dikenal sebagai otak-otak brilian yang telah teruji dalam mengembangkan model AI berskala besar dan kompleks. Meta tampaknya tengah memperkuat fondasi teknologinya untuk menantang dominasi pemain-pemain besar di industri AI global.
Tak hanya itu, Meta juga telah merekrut Alexandr Wang, pendiri sekaligus CEO dari perusahaan AI ternama Scale AI, untuk memimpin langsung Superintelligence Labs. Wang, yang baru berusia 28 tahun, merupakan salah satu tokoh muda paling berpengaruh dalam dunia teknologi Demi merekrut Wang, Meta dilaporkan menggelontorkan dana fantastis hingga $15 miliar (sekitar Rp240 triliun) untuk membeli 49% saham perusahaannya.
Baca Juga: Sederet Selebriti Ikuti Tren Bertanya ke Meta AI, Banyak yang Kesal Namun Terhibur
Seluruh rangkaian perekrutan ini mencerminkan strategi jangka panjang Meta dalam memperkuat posisinya sebagai pionir AI dunia. Dengan mengumpulkan nama-nama besar di bidang teknologi, Meta diyakini akan mempercepat inovasi dan mendorong lahirnya terobosan baru dalam pengembangan AI supercanggih.
Langkah agresif Meta sekaligus mempertegas persaingan panas antara raksasa-raksasa teknologi dalam menguasai panggung masa depan berbasis AI. Para pakar yang kini berada di bawah bendera Meta diharapkan akan membawa perubahan besar dalam waktu dekat, serta menjadi kunci utama dalam membangun ekosistem Superintelligence yang selama ini hanya menjadi visi jangka panjang.
Artikel Terkait
Geoffrey Hinton Ungkap Penyesalan atas Perkembangan Teknologi AI
Perang Dominasi AI: USA, China, Arab, dan Eropa Berebut Pengaruh Global
Hadapi Era Digital, Erwan Setiawan Dorong Generasi Muda Kuasai Hukum Korporasi dan Teknologi AI
Lewat Program Dosen Pulang Kampung, Dosen IPB University Latih ASN Pesawaran Produksi Press Release Berbasis AI
Google Cloud Perkuat Keamanan Siber Indonesia, Hadirkan Layanan Lokal dan Program Literasi AI