Baca Juga: Yakin Kliennya Tak Bersalah, Hotman Paris Siap Gelar Perkara Nadiem Makarim di Depan Prabowo
Doa istighosah dipimpin oleh tokoh-tokoh agama Panongan secara bergiliran, mulai dari KH. Anwar Munawar (MUI), KH. Zaenudin (DMI), KH. Rohiba (Balomudin), KH. Drajat Muhtadi (NU), hingga perwakilan Muhammadiyah.
Rangkaian dzikir dan doa khusus dipanjatkan untuk memohon pertolongan Allah SWT agar Panongan tetap aman, rukun, dan terhindar dari perpecahan.
Acara semakin khidmat dengan mahalul qiyam pujian untuk Rasulullah yang dipandu Tim Hadroh Kopi Bening.
Dalam tausiyahnya, akademisi UIN Syarif Hidayatullah, Dr. KH. Muhammad Yakub Amin, MA, menekankan bahwa Maulid Nabi adalah momentum mempertebal cinta Rasulullah SAW dan mengamalkan ajaran Islam secara kaffah.
“Islam bukan sekadar ibadah, tapi pola hidup yang menegakkan amar ma’ruf dan menjauhi nahi munkar. Kita juga harus meneladani cinta Rasul pada tanah kelahiran dan tempat tinggalnya,” ujarnya.
KH. Yakub juga menegaskan pentingnya cinta tanah air sebagai bagian dari iman.
Menurutnya, kewarganegaraan Indonesia adalah amanah untuk menjaga nilai moral, menumbuhkan toleransi, serta memperkuat persatuan di tengah keberagaman. (ADV)