Hasil sidang DKP menyatakan Prabowo bersalah, sehingga ia diberhentikan dari dinas militer.
Dengan demikian, Djamari tercatat sebagai salah satu jenderal yang turut mengambil keputusan bersejarah yang berimbas langsung pada karier Prabowo di militer.
Setelah pensiun dari TNI, Djamari tidak sepenuhnya meninggalkan panggung publik.
Ia sempat aktif di dunia bisnis, salah satunya menjabat sebagai Komisaris Utama PT Semen Padang sejak 2015.
Selain itu, ia dikenal aktif dalam komunitas otomotif, khususnya klub motor gede (moge).
Namun, namanya kembali mencuat pada 2020 ketika klub moge yang ia pimpin terseret kasus pengeroyokan dua anggota TNI di Bukittinggi.
Baca Juga: Daftar Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih yang Dilantik Presiden Prabowo Subianto
Meski tidak terlibat langsung, posisinya sebagai ketua membuat namanya kembali menjadi perbincangan hangat di media.
Meski pernah menjadi bagian dari dewan yang memecat Prabowo, hubungan antara keduanya ternyata tetap terjalin baik.
Djamari bergabung dengan Partai Gerindra dan memiliki kedekatan personal dengan Prabowo maupun tokoh militer lain seperti Sjafrie Sjamsoeddin.
Penunjukan Djamari sebagai Menko Polkam menunjukkan bahwa masa lalu di militer tidak menghalangi kerja sama politik di masa kini.
Bagi Prabowo, loyalitas dan kompetensi tampaknya menjadi pertimbangan utama dalam memilih pembantunya.
Sebagai Menko Polkam, Djamari memikul tanggung jawab besar dalam mengoordinasikan sektor politik, hukum, dan keamanan nasional.
Posisi ini sangat strategis, terlebih di tengah dinamika politik dan keamanan yang terus berkembang di Indonesia.***