BPJS Kesehatan melakukan evaluasi berlapis dari tingkat provinsi hingga nasional, menilai berbagai aspek mulai dari mutu pelayanan, inovasi, hingga keterlibatan masyarakat.
Meski menghadapi keterbatasan akses teknologi di wilayah utara Bekasi, RSUD Cabangbungin tidak berhenti berinovasi.
“Tantangan kami adalah masih banyak masyarakat yang belum familiar dengan teknologi digital. Namun, kami terus mendorong transformasi digital, termasuk memperluas penggunaan aplikasi Mobile JKN,” jelas dr. Erni.
Salah satu kekuatan RSUD Cabangbungin terletak pada kolaborasi lintas sektor.
Rumah sakit ini melibatkan 24 tim inovasi dalam program “Rusa Berlian” (Rumah Sakit Berorientasi Pelayanan) dan mendapat dukungan dari lebih dari 30 stakeholder, mulai dari akademisi, pelaku bisnis, komunitas, hingga pemerintah daerah.
“Kerja sama lintas sektor menjadi fondasi penting bagi kami untuk menjaga mutu layanan sekaligus memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit daerah,” tutur dr. Erni.
Hampir 90 persen pasien RSUD Cabangbungin merupakan peserta BPJS Kesehatan.
Hal ini menjadi pendorong utama bagi pihak rumah sakit untuk terus meningkatkan standar pelayanan, baik dari sisi fasilitas maupun kualitas sumber daya manusia.
Ke depan, RSUD Cabangbungin berencana melakukan sertifikasi ISO dan mengembangkan layanan unggulan, seperti hemodialisa dan layanan jantung, untuk menjawab kebutuhan masyarakat di kawasan Bekasi utara yang kian meningkat.
“Kami tidak boleh cepat puas. Tantangan ke depan semakin besar, namun dengan dukungan Bupati Bekasi, Bapak Ade Kuswara Kunang, kami optimistis bisa terus menghadirkan layanan terbaik bagi masyarakat. RSUD Cabangbungin akan terus berjuang agar Bekasi bangkit, maju, dan sejahtera,” pungkasnya. (ADV)