Baca Juga: LBH Ansor Kediri Siapkan Langkah Hukum untuk Trans7, Usai Tayangan Xpose yang Lecehkan Kiai
Santri dan Warganet Bersatu di Dunia Maya
Tak butuh waktu lama, video Xpose itu memicu reaksi luas. Akun resmi Trans7 di Instagram dibanjiri belasan ribu komentar protes. Santri, alumni pesantren, hingga masyarakat umum kompak menuntut permintaan maaf.
Akun komunitas seperti Santri Keren, NU Garis Lucu, Cahpondok, dan AIS Nusantara, kompak mengunggah seruan permintaan maaf terbuka dari CT Corp dan Trans7 dalam waktu 1x24 jam.
Kemarahan publik ini bukan sekadar emosi sesaat. Bagi mereka, ini soal harga diri dan kehormatan tradisi pesantren, nilai yang dijaga puluhan tahun lamanya.
Polemik ini menyadarkan banyak pihak bahwa kebebasan pers harus berjalan seiring dengan tanggung jawab sosial dan kultural. Tayangan yang melukai nilai-nilai agama hanya akan menjauhkan media dari kepercayaan publik.
Kasus ini, kata Bagus, bukan sekadar tentang hukum, tapi juga tentang mendidik media untuk lebih bijak dan berempati. “Kami tidak ingin menghalangi kebebasan pers, tapi kami ingin pers yang beradab,” ujarnya.***