Inilah yang membuat reaksi publik begitu kuat dari santri, alumni, hingga masyarakat umum yang merasa nilai adab tengah diuji di ruang media.
Baca Juga: LBH Ansor Kediri Siapkan Langkah Hukum untuk Trans7, Usai Tayangan Xpose yang Lecehkan Kiai
Media dan Tanggung Jawab Budaya
Di era digital, media sering kali terjebak dalam perang rating dan klik. Demi sensasi, batas antara informasi dan hiburan kian kabur. Padahal, media sejatinya bukan sekadar penyampai berita, tapi juga pembentuk kesadaran kolektif masyarakat.
Kasus Xpose Trans7 memberi pelajaran penting, kecepatan tidak boleh mengalahkan kehati-hatian, dan viral tidak boleh mengalahkan nilai.
Media harus kembali pada fitrahnya, menyampaikan kebenaran, mendidik publik, dan menjaga martabat sosial.
Baca Juga: Suara Santri Menggema, LBH Ansor Tegur Soal Tayangan Xpose di Trans7
Belajar dari Suara Santri
Reaksi ribuan santri Lirboyo dan warganet dengan tagar #BoikotTrans7 adalah sinyal sosial yang kuat. Mereka tidak menolak kebebasan pers, mereka hanya menuntut kesantunan dan empati.
Dan mungkin, di tengah riuhnya perdebatan soal rating dan kebebasan berekspresi, pesan santri ini justru menjadi cermin yang menenangkan, bahwa adab adalah inti dari peradaban, dan media tanpa adab hanyalah ruang kosong penuh gema.
Kasus Xpose bukan sekadar polemik sesaat, melainkan pengingat bahwa media adalah cermin budaya bangsa.
Dan seperti cermin, ia seharusnya memantulkan wajah terbaik masyarakatnya bukan memperburuk citra mereka yang justru telah menjaga moral bangsa selama ini.***