Namun, analis hubungan internasional di Universitas Indonesia, Dr. Liza Maulida, menyebut bahwa peristiwa ini bisa menjadi cerminan gaya diplomasi personal yang semakin sering dipakai pemimpin dunia modern.
"Presiden Prabowo dikenal spontan. Dalam konteks hubungan internasional, hal seperti ini tidak sepenuhnya negatif, justru menunjukkan sisi humanis yang kadang jarang terlihat dari pemimpin negara,” ujarnya.
Beberapa pengamat politik menilai bahwa momen ini justru memperkuat citra Prabowo sebagai pemimpin yang lugas dan apa adanya, sebuah karakter yang sudah lama melekat sejak masa kampanye.
Namun, di sisi lain, sebagian menilai hal ini bisa membuka ruang kritik dari oposisi, terutama terkait profesionalitas dalam forum internasional.
Selain itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dilaporkan tengah memantau penyebaran video versi potongan yang bisa menimbulkan disinformasi atau framing politik tertentu menjelang tahun anggaran baru.
Fenomena “hot mic” bukan hal baru di dunia politik global. Dari Joe Biden, Justin Trudeau, hingga Boris Johnson, banyak pemimpin dunia pernah terjebak dalam situasi serupa.
Namun, bagi publik Indonesia, kejadian ini memberi gambaran bahwa diplomasi bukan hanya soal pidato resmi, kadang momen kecil seperti ini justru membuka sisi lain dari pemimpin negara.***