“Jangan remehkan percakapan 10 detik di sela konferensi. Dalam diplomasi, percakapan kecil bisa menentukan arah besar,” tulis The Economist dalam kolom analisnya, menanggapi insiden ini.
Momen ‘hot mic’ Prabowo mungkin akan cepat berlalu, tapi dampaknya bagi cara pandang dunia terhadap Indonesia mungkin tidak. Ia menandai babak baru, ketika politik, diplomasi, dan kemanusiaan mulai saling bersinggungan tanpa sekat.
Dan jika kita jujur mungkin dunia memang butuh lebih banyak pemimpin seperti itu.
Pemimpin yang bisa tersenyum, lupa mematikan mikrofon, tapi tetap membawa pesan penting, bahwa diplomasi terbaik terkadang dimulai dari kalimat yang paling sederhana.***