Video ini menyebar cepat, menjadi trending di berbagai platform, dan memancing diskusi besar di kalangan masyarakat.
Beberapa pihak menilai bahwa apa pun konteksnya, tindakan tersebut tidak sesuai dengan etika publik.
Sejumlah tokoh agama dan pejabat pemerintah juga angkat bicara, memberikan penegasan bahwa seorang dai seharusnya menjaga adab dalam interaksi dengan jamaah, terutama dengan anak-anak.
Respons PBNU: Pentingnya Menjaga Etika dalam Dakwah
Ketua PBNU, KH. Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil), memberikan pernyataan tegas mengenai pentingnya adab seorang pendakwah.
Ia menekankan bahwa dai apalagi yang memiliki pengaruh luas di media sosial memiliki tanggung jawab moral dalam menjaga batasan interaksi.
Dalam pandangannya, peran seorang dai bukan hanya menyampaikan ilmu agama, tetapi juga memberikan keteladanan melalui perilaku. Karena itu, sikap yang menimbulkan persepsi negatif dapat mempengaruhi kepercayaan publik.
Baca Juga: Menjelajahi Gunung Mas Puncak, Tiket Murah, Spot Foto Keren, dan Aktivitas Dijamin Seru
Sikap Wakil Menteri Agama: “Tidak Pantas”
Respons serupa datang dari Wakil Menteri Agama Romo Syafi’i. Ia menegaskan bahwa tindakan dalam video itu tidak sesuai dengan norma yang harus dijaga oleh seorang tokoh agama.
"Kita sepakat dengan publik, bahwa itu tidak pantas,” tegasnya.
Pernyataan ini memperkuat persepsi masyarakat bahwa tindakan tersebut tidak bisa dianggap sepele.
Permintaan Maaf Terbuka dari Gus Elham Yahya
Setelah kritik terus mengalir, Gus Elham tampil memberikan klarifikasi dan permintaan maaf terbuka. Ia mengakui bahwa tindakan tersebut adalah kekhilafan.
Baca Juga: Harga Tiket dan Wahana Terbaru Agrowisata Gunung Mas Puncak Bogor 2025
Dalam pernyataan resminya, ia menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat atas kegaduhan yang muncul.