Menjelajah Titik Penjagaan: Harmoni hingga MBAL
Rekayasa lalu lintas bukan sekadar menutup jalan. Ia adalah rangkaian strategi yang mempertimbangkan pola pergerakan massa, kepadatan kendaraan, dan titik-titik yang berpotensi menjadi bottleneck.
Petugas bersiaga di beberapa simpang utama, yaitu:
- Simpang Harmoni – pusat silang pergerakan dari arah Kota dan Gajah Mada
- Tugu Tani – pintu masuk penting dari Menteng
- Patung Kuda – jantung jalur protokol menuju Monas
- Perempatan MBAL – jalur strategis untuk mengatur arus menuju Medan Merdeka
Penempatan petugas di titik-titik tersebut memungkinkan rekayasa lalin diterapkan lebih cepat saat terjadi kepadatan.
"Apabila terjadi kepadatan di dalam area Monas, barulah pengalihan dari Harmoni, Tugu Tani, Patung Kuda, dan MBAL akan dilakukan,” jelas Robby.
Di tengah kekhawatiran masyarakat mengenai potensi penutupan besar-besaran, polisi memberikan kejelasan: tidak semua jalur langsung ditutup.
Baca Juga: Monas Dipadati Reuni 212 Hari Ini, Ini Rute yang Harus Dihindari
Justru, selama kondisi masih memungkinkan dilewati, petugas akan mendorong arus terus bergerak.
"Selagi masih bisa dilintasi, kami tetap akan melancarkan arus lalu lintas,” tegas Robby.
Prinsip ini penting, sebab banyak warga yang tetap harus bekerja, berdinas, atau melewati kawasan pusat kota.
List Resmi Ruas yang Berpotensi Ditutup
Meski begitu, Ditlantas tetap merilis daftar ruas yang berpotensi ditutup apabila massa memadati area Monas. Berikut daftarnya:
- Jalan Medan Merdeka Barat
- Jalan Medan Merdeka Selatan
- Jalan Medan Merdeka Timur
- Jalan Medan Merdeka Utara
- Jalan Veteran I, II, dan III
- Jalan Majapahit sisi timur
- Jalan Perwira
- Jalan Budi Kemuliaan (arah Patung Kuda)
- Jalan MH Thamrin (Patung Kuda – Kebon Sirih)
- Jalan Merdeka Selatan (arah Tugu Tani/Kedubes AS)
Ruas-ruas tersebut adalah jalur utama yang terhubung langsung ke pusat keramaian sehingga sangat mungkin mengalami penutupan sementara.
Kehadiran Gubernur DKI Jakarta: Pesan untuk Semua Warga
Selain rekayasa lalu lintas, perhatian publik juga terarah pada pernyataan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. Ia memastikan kehadirannya dalam acara tersebut dengan alasan inklusivitas.