SEWAKTU.com -- Banyak warganet yang myoritas adalah korban dari keganasan Pinjaman Online (pinjol) mengaku memberikan dukungannya kepada tindakan kepolisian dalam rangka menertibkan dan merestrukturisasi aturan mengenai izin perusahaan jasa Pinjaman Online atau pinjol.
Salah satunya yaitu, seorang mahasiswa di Pamulang, Tangerang Selatan ini mengatakan bahwa ia adalah mantan pengguna jasa Pinjaman Online (pinjol) pada tahun 2019.
Itu tuh bisa banget gitu mereka ngerayu kita. Seolah-olah mereka tahu aja gitu kita lagi bokek, ungkapnya.
Penggerebekan ratusan kantor Pinjaman Online (pinjol) illegal sedang massif dilakukan oleh jajaran kepolisian.
Hal ini dilakukan atas perintah Presiden Jokowi yang menilai pinjol illegal semakin merugikan masyarakat.
Dalam kurun 2021, tak kurang dari 1800 perusahaan jasa peminjaman online berstatus illegal yang dibekukan oleh pemerintah.
Baik dari segi aktifitas perkantorannya, website Instagram, aplikasi hp dan segala jejaring sosial yang dimiliki.
Menurut Kombes Yusri Yunus, Kabid Humas Polda Metro Jaya yang disampaikan pada konferensi pers, diperkirakan omzet perusahaan Pinjaman Online (pinjol) mencapai 260 Trilyun dari total 68 juta rakyat yang terlibat didalamnya.
Baca Juga: Kesehatan Hari Ini: 9 Buah Ini Ampuh Menurunkan Kadar Kolesterol Dalam Darah
Nominal tersebut diperkirakan bersumber dari dana pokok Pinjaman Online (pinjol) dan bunga pinjaman yang dibebankan kepada konsumen.
Pinjaman Online atau pinjol adalah perusahaan jasa peminjaman uang yang tidak membutuhkan jaminan dan memiliki kelebihan rata-rata dapat dicairkan kurang dari waktu 24 jam untuk verifikasi.
Baca Juga: 21 Siswa MTs Harapan Baru Ciamis Ikuti Kegiatan Susur Sungai Cileueur, 11 Siswa Tewas Tenggelam
Dengan fitur dan iklan yang menarik, maka wajar saja apabila perusahaan pinjol dapat dengan begitu mudah menggaet masyarakat.