SEWAKTU.com - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, SP.A(K) menghimbau kepada orang tua untuk mewaspadai bahaya Covid-19 varian Omicron.
Pasalnya, varian Omicron yang mengintai anak dapat menyebabkan masalah kesehatan yang fatal.
"Ada beberapa kasus laporan pada dokter anak yang menerima kasus Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) bisa menyebabkan gagal jantung dan diabetes melitus, juga bisa merusak organ-organ klain," kata Piprim dalam sebuah webinar pada Rabu, 23 Februari 2022.
Piprim mengatakan anak berpotensi mengalami MIS-C beberapa waktu setelah terpapar Covid-19.
"Jadi, hati-hati terhadap potensi long Covid-19 atau MIS-C yang bisa menimpa bahkan ketika swabnya sudah negatif," ujar Piprim.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr. Fify Mulyani, MARS mengatakan gejala yang umum dialami oleh bayi saat terjangkit Covid-19 varian Omicron meliputi kesulitan bernapas atau batuk.
"Sementara pada anak yang usianya lebih besar atau pada balita, gejala infeksi Covid-19 varian Omicron yang paling sering dilaporkan adalah pilek, sakit kepala, demam dan paling umum adalah sakit tenggorokan," ucap Fify.
Sebagai upaya pencegahan Covid-19 pada anak, Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Erna Mulati mengatakan hal tersebut dapat dilakukan melalui vaksinasi.
Baca Juga: Oknum Ketua RT Melarikan Diri Usai Perkosa Warganya Belasan Kali hingga Hamil
Saat ini, tercatat bahwa jumlah vaksinasi yang dilakukan pada anak usia 6-11 tahun mencapai 65,6 persen untuk dosis pertama dan 15,85 persen untuk dosis kedua.
Sedangkan untuk usia 12-17 tahun, tercatat 91,73 persen untuk dosis pertama dan 72,7 persen untuk dosis kedua.
"Berdasarkan data orang yang terinfeksi Covid-19 pada 21 Januari hingga 6 Februari 2022, sekitar 69 persen belum melakukan vaksinasi," ungkap Erna.
"Untuk itu, perlu adanya strategi percepatan vaksinasi yang terdiri dari kerja sama dari berbagai pihak yang mempunyai komitmen tinggi dalam upaya meningkatkan cakupan vaksinasi," lanjut dia.***