Untuk vaksin jenis Moderna dan Pfizer sama-sama menggunakan platform mRNA atau messenger RNA yang merupakan jenis vaksin baru.
Baca Juga: Sifat Pekerja Keras Sangat Cocok Bagi ke-4 Zodiak Berikut, Salah Satunya Zodiak Cancer
“jadi maksudnya jenis vaksin homolog atau eterolog adalah platformnya sama atau berbeda, bukan mereknya,” ucapnya.
Jika seseorang menerima vaksin primer dosis pertama dan kedua menggunakan vaksin Sinovac, maka dosis ketiga homolognya juga bisa vaksin dengan jenis virus yang sudah dimatikan.
"Kalau vaksin Moderna atau Pfizer itu kan vaksin dengan platform mRNA, nanti bisa kalau homolog itu menggunakan jenis vaksin yang platformnya sama," katanya.
Vaksin heterolog menggunakan vaksin ketiga dengan jenis yang berbeda dengan vaksin primer dosis 1 dan 2. Vaksin booster heterolog juga salah satu kebijakan dari pemerintah.
"Misalnya vaksin Sinovac yang dibuat dari virus yang dimatikan diberikan untuk dosis satu dan dosis kedua, tapi kemudian di dosis ketiga kita berikan vaksin dengan platform mRNA yaitu Pfizer atau Moderna," katanya.
Nadia mengatakan pelaksanaan vaksinasi booster ditujukan bagi penerima booster minimal enam bulan pada periode Januari sampai Juni 2021 kemarin.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Kamis 10 Maret 2022, Cobalah Diam Jika Tidak Didengarkan
“pada waktu itu kita menggunakan vaksin Sinovac dan AstraZeneca,” ucapnya.
Maka dari itu regimen vaksin booster yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah untuk sasaran masyarakat di atas usia 18 tahun yang menadapatkan vaksin Sinovac dan vaksin AstraZeneca.
"Kalau mendapatkan Sinovac dua kali, maka kemungkinan dosis ketiga itu bisa dengan vaksin AstraZeneca atau Pfizer. tergantung nanti yang ada di faskesnya," katanya.
Nadia menambahkan, untuk masyarakat yang mendapatkan suntikan dosis lengkap AstraZeneca mendapatkan boosternya bisa menggunakan Moderna atau Pfizer.
"Apapun jenisnya hasil penelitian menyebutkan peningkatan titer antibodinya sama," katanya.***