news

Alasan Singapura Deportasi UAS, Sering Mengkafirkan Agama Tertentu dan Dikenal Ekstremis

Rabu, 18 Mei 2022 | 12:53 WIB
Keterangan Kementerian dalam Negeri Singapura soal deportasi UAS. Foto/mha.gov.sg.

SEWAKTU.com -- Ustaz Abdul Somad (UAS) menyebutkan bahwa dirinya beserta dengan rombongan dideportasi dari Singapura pada Senin, 16 Mei 2022 kemarin.

Pada kanal YouTube yang diunggah Hai Guys Indonesia pada Selasa, 17 Mei 2022, UAS mengatakan kronologi terkait dirinya dideportasi.

UAS menyebutkan dirinya tidak tahu apa alasan Imigrasi melakukan deportasi. Meski, seluruh dokumen yang diperlukan untuk masuk ke Singapura telah lengkap seluruhnya.

Sebab itu, UAS mempertanyakan alasan di balik Singapura tidak memperbolehkan ia dan rombongan berlibur ke negara tersebut.

Baca Juga: Gak Cuma Singapura, UAS Pernah Ditolak Masuk Timor Leste, Alasan Imigrasi: Bapak Teroris

Perihal dengan deportasi, The Ministry of Home Affair (MHA) atau Kementerian Dalam Negeri Singapura memberikan pernyataan melalui siaran pers yang diunggah di situs resminya, mha.gov.sg, pada Selasa, 17 Mei 2022.

Diketahui, ada tiga poin yang dijelaskan oleh MHA, dilansir Sewaktu.com pada Rabu, 18 Mei 2022. Berikut ini adalah tiga pernyataan yang dikeluarkan MHA. 

1. Kementerian Dalam Negeri (MHA) membenarkan bahwa Ustaz Abdul Somad Batubara (Somad) tiba di Terminal Feri Tanah Merah Singapura pada 16 Mei 2022 dari Batam dengan enam pendamping perjalanan. Somad diwawancarai dan setelah itu kelompok tersebut tersebut ditolak masuk ke Singapura. Mereka semua dipulangkan kembali ke Batam dengan feri pada hari yang sama.

Baca Juga: Geram UAS Dideportasi dari Singapura, Fadli Zon: Kejadian Ini Penghinaan

2. Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura.

Misalnya, Somad telah mengkhotbahkan bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi “syahid”.

Dia juga membuat komentar yang merendahkan anggota komunitas agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal “jin (roh atau setan) kafir”. Selain itu, Somad secara terbuka menyebut non-muslim sebagai kafir.

3. Masuknya pengunjung ke Singapura tidak secara otomatis atau hak. Sementara Somad berusaha memasuki Singapura dengan pura-pura untuk kunjungan sosial. Pemerintah Singapura memandang serius setiap orang yang menganjurkan kekerasan atau mendukung ajaran ekstremis dan segregasi. Somad dan teman perjalanannya ditolak masuk ke Singapura.***

Tags

Terkini

KPK Gelar OTT di Banten, 9 Orang Langsung Diamankan

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:42 WIB