SEWAKTU.com -- Menteri Dalam Negeri Singapura K. Shanmugam menilai bahwa para pendukung Abdul Somad Batubara atau UAS sudah memberikan sederet ancaman ke pemerintah Singapura, termasuk ancaman melakukan pengeboman seperti aksi 9/11 di New York pada 2001 silam.
Hal tersebut diungkapkan saat jumpa pers pada Senin 23 Mei 2022, Shanmugam menilai bahwa pihaknya memantau sederet ancaman yang dikirim oleh pendukung Ustaz Abdul Somad di situs dan akun media sosial resmi Singapura.
Hal itu terekam dalam sebuah komentar, yang sudah dihapus oleh Meta, induk bisnis Facebook, berisi ancaman untuk mengebom Singapura seperti yang dilakukan para teroris Al Qaeda di New York pada 11 September 2001. Pemilik akun yang mengirim ancaman juga sudah dinonaktifkan oleh Meta.
Baca Juga: Buntus UAS Dideportasi, Massa Perisai Demo Depan Dubes Singapura
"Hei kalian, para pemimpin Singapura, negara yang islamophobia, kami menunggu permintaan maaf untuk warga dan muslim Indonesia dalam 2 x 24 jam. Jika kalian mengabaikan seruan ini, maka kami akan mengusir duta besar kalian, kami akan mengirim pasukan pembela Islam, pasukan keadilan sejahtera, dan pasukan pembela ulama untuk menyerang negara kalian seperti 9/11 di New York 2001," terang Shanmugam, mengutip ancaman tersebut.
Selain itu, ada ancaman gerakan boikot beberapa produk Singapura dan seruan untuk berhenti berwisata ke negara tersebut. Jumpa pers ini merupakan buntut dari ditolaknya Abdul Somad oleh Singapura pada 16 Mei 2022 kemarin. Saat itu sang dai hendak masuk ke negara tersebut via Batam.
Baca Juga: Akun Instagram Pejabat Singapura Diserang Pendukung UAS, Ini Kata Jubir Kominfo Singapura
Penolakan Singapura tersebut menuai kontroversi di Indonesia. Para pendukung Abdul Somad mengecam Singapura yang mereka tuding sebagai negara islamophobia. Demonstrasi mereka di depan Kedutaan Besar Singapura di Jakarta pada 20 Mei kemarin, menuntut permintaan maaf.
Kementerian Luar Negeri Indonesia juga ikut berkomentar. Kemenlu mengatakan adalah hak Singapura sebagai negara berdaulat untuk menentukan siapa saja yang boleh masuk ke wilayahnya.
Pemerintah Singapura, lewat pernyataan resmi, mengatakan bahwa Abdul Somad diusir karena kotbah-kotbahnya tak cocok dengan kondisi multiras dan multiagama di negara tersebut.***