Selain hasil otopsi dubur, hasil otopsi kelamin Brigadir Joshua juga akan dilaporkan oleh tim dokter forensik.
"Apakah ada serangan terhadap kelaminnya si Joshua, kita akan tahu hasilnya Senin depan," beber Sugeng.
Sugeng mengaku tidak mau membahas secara rinci soal LGBT karena dia tidak memiliki bukti.
"Jadi soal LGBT ini atau bagaimana, ini juga isu yang saya dengar. Saya gak pernah bicara soal itu," kata Sugeng.
Kalaupun ditanya, Sugeng mengatakan dirinya hanya akan menjawab bahwa LGBT itu isu.
Baca Juga: Ferdy Sambo Ambil ATM Milik Brigadir J Setelah Membunuh, Ada Uang Ditransfer Sebanyak Ini
Kendati demikian, pernyataan Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo seolah membenarkan adanya LGBT dalam kasus Ferdy Sambo.
"Pernyataan itu (LGBT) tewakili sepertinya dengan pernyataan Dedi Prasetyo yang menyatakan ini kalau motifnya dibuka, kasihan kedua belah pihak," beber Sugeng.
Selain Dedi Prasetyo, Menko Polhukam Mahfud MD juga mengisyaratkan bahwa motif pembunuhan Brigadir Joshua ada kaitannya dengan LGBT.
Menurut Sugeng, Mahfud MD telah mengatakan motifnya hanya boleh didengar oleh orang dewasa karena mengerikan campur menjijikkan.
"Pak Mahfud mengatakan motif ini 18 tahun ke atas, menjijikkan. Apa itu menjijikkan? Ya, kalau misalnya selingkuh kan tidak menjijikkan," kata Sugeng.
"Selingkuh itu sesuatu yang biasa kalau itu heteroseksual. Tapi kalau dalam konteks seksual yang menjijikkan itu dalam pergaulan sosial kita yang masih tidak bisa diterima memang LGBT," tandas Sugeng Teguh Santoso.
Sebelumnya Sugeng menyarankan agar Bareskrim Polri sebaiknya mengumumkan motif pembunuhan Brigadir Joshua.
"Bareskrim harus buka supaya tidak berputar-putar. Karena keterangan yang menjadi sahih adalah di Bareskrim," kata Sugeng beberapa waktu lalu.
Menurut Sugeng, tidak ada problem jika motif dibuka. Asal tujuannya memang untuk membenahi Polri.
"Karena khawatirnya kalau dibuka kan terjadi aib. Pejabat utama Polri punya motif kok seperti ini," jelas Sugeng.