SEWAKTU.com, TENTARA Tiongkok, People’s Liberation Army (PLA) mengerahkan kapal pengintai untuk membuntuti kapal perang Amerikat Serikat (AS).
Ini dilakukan setelah kapal perang AS berlayar melalui selat sempit yang memisahkan daratan Tiongkok dan Taiwan tanpa izin, pada Selasa, 23 November 2021.
Kapal perang tersebut merupakan yang pertama kali melakukan pelayaran melalui Selat Taiwan setelah Presiden Xi Jinping dan Presiden AS, Joe Biden mengadakan pertemuan awal bulan ini.
Sebelumnya Presiden Tiongkok itu memperingatkan Biden bahwa upaya mendorong kemerdekaan Taiwan adalah tindakan ‘bermain dengan api’ dengan negaranya.
Namun, AS memastikan apa yang mereka lakukan sudah sesuai prosedur.
“Perusak rudal kelas Arleigh Burke USS Milius melakukan transit rutin Selat Taiwan pada 23 November melalui perairan internasional sesuai dengan hukum internasional,” kata Letnan Nicholas Lingo dari Armada Ketujuh AS seperti dilansir Hindustan Times.
“Transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Militer Amerika Serikat terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun yang diizinkan hukum internasional,” tambah Lingo.
Baca Juga: Ulang Tahunnya yang ke-79, Joe Biden Dapat Ucapan Selamat dari Barrack Obama
Diketahui kapal perang AS secara berkala melakukan latihan di selat Taiwan, hal itu memunculkan reaksi negative dari pemerintah Tiongkok selaku penguasa Taiwan yang merupakan wilayah jajahannya.
Komando wilayah timur PLA mengeluarkan pernyataan yang mengatakan telah mengerahkan kapal dan pesawat untuk mengikuti kapal AS.
“Langkah AS ini menciptakan risiko keamanan dan merusak stabilitas regional. Pasukan teater akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk secara tegas melawan semua ancaman dan provokasi, dan dengan tegas mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial, ”kata juru bicara Kolonel Shi Yi.
Di Kota Beijing, kementerian luar negeri Tiongkok mengeluarkan pernyataan yang selaras dengan pandangan Yi.
Baca Juga: Joe Biden Jalani Kolonoskopi, Dokter Ungkap Kondisi Kesehatan Sebenarnya Presiden AS Itu
“Kapal perang AS telah berulang kali memamerkan kekuatan mereka dan melakukan provokasi di Selat Taiwan dengan kedok kebebasan navigasi. Ini bukan janji kebebasan dan keterbukaan, tetapi campur tangan yang disengaja dan perusakan perdamaian dan stabilitas regional,” kata juru bicara kementerian Zhao Lijian pada rapat kementerian.
“AS harus segera memperbaiki kesalahannya, berhenti memprovokasi masalah dan bermain api melintasi perbatasan, dan memainkan peran konstruktif untuk perdamaian dan stabilitas regional,” tambahnya. ***