Bukankah Eril lahir di New York yang berada jauh diseberang mengapa jika tidak ia wafat di Swiss yang jauhnya juga tidak berbilang.
Baca Juga: Jenazah Eril Tiba di Cimaung, Ribuan Warga Padati Lokasi Pemakaman
Bukankah tiap sejengkal tanah milik Allah yang menentukan segala pergi dan pulang.
Kucuran doa yang datang dari segala penjuru negeri adalah limpahan pertanda yang lebih dari cukup bagi kami untuk yakin, barangkali Allah memang menghendaki agar kepulangannya disambut baik oleh langit dan bumi
Bagaimana mungkin kami tidak merasa dilimpahi oleh rahmat dan karunia saat jenazah yang terbaring ini berada berhari-hari di air masih utuh lagi sempurna.
Itulah salah satu keyakinan kami bukti adanya mukjizat, yang akhirnya alhamdulillah kami diberi sempat untuk melihat tanda kekuasaan Allah sang pemberi berkat. Pelajaran bagi kita yang beriman dan yang pandai membaca isyarat.
Baca Juga: Sholawat dan Tahlil saat Melepas Kepergian Eril ke Pemakaman Cimaung
Kematian Eril merupakan kehilangan yang sungguh dahsyat. Dalam momentum waktu yang nyaris sejajar, kami merasakan kehilangan yang paling besar, tapi seketika itu juga kami dilimpahi kasih yang akbar.
Terakhir, kami merasa sangat bersyukur dianugerahi seorang putra yang dalam hidupnya bahkan dalam pulangnya masih mendatangkan cinta kepada kami sang orang tua.
Terimakasih, hatur nuhun, Jazzakalah Khairan Kashiron atas segala cinta, doa yang dipanjatkan kepada Ananda Eril Alamarhum. Semoga Allah membalas berlipat-lipat kebaikan Anda semua.***
Artikel Terkait
Tegar, Ridwan Kamil Gendong Arkana ke Peristirahatan Terakhir Eril
Masyarakat Padati Lokasi Pemakaman Eril Hingga Berkumpul di Gerbang Pintu Masuk
Agar Tidak Licin, Lokasi Pemakaman Eril di Cimaung Masih Terus Ditaburi Batu Krikil
Kesedihan Nenek Eril Ditinggalkan Sang Cucu Hingga Datang ke Pemakaman Lebih Awal
Tangkal Hujan di Lokasi Pemakaman Eril, Mba Rara Hadir dengan Busana Serba Hitam